Para Wanita yang Memimpin dengan Gagah Berani dalam Sejarah Dunia Kuno

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 20 Juli 2024 | 13:10 WIB
Dari Cleopatra Mesir yang ikonis hingga Boudica yang gagah berani, para pemimpin wanita ini menunjukkan kualitas kepemimpinan yang langka pada masanya. Hingga kini, mereka dikenang sebagai simbol kekuatan dan perlawanan. (Public domain)

Keadaan kehidupan selanjutnya agak tidak jelas. Berbagai laporan menyebutkan jika dia yang menikah dengan seorang senator Romawi. Sang ratu dipercaya menjalani hari-harinya dengan nyaman di Roma atau meninggal tak lama setelah penangkapannya.

Artemisia I dari Caria (Halicarnassus)

Artemisia I dari Caria, Ratu Halicarnassus, naik takhta setelah kematian suaminya. Ia memerintah selama periode penuh gejolak upaya Persia untuk menaklukkan negara-kota Yunani.

Artemisia terkenal karena perannya sebagai sekutu Raja Xerxes dari Persia selama invasinya ke Yunani pada tahun 480 SM. Berbeda dengan negara bawahan lain yang berada di bawah kendali Persia, Artemisia tidak terpaksa menyediakan kapal untuk armada Persia. 

Namun ia tetap memilih untuk berpartisipasi. Artemisia secara pribadi memimpin armada lima kapalnya sendiri di Pertempuran Salamis.

Menurut sejarawan Herodotus, meskipun seorang wanita, Artemisia adalah salah satu penasihat paling tepercaya Xerxes. Selama rapat sebelum Pertempuran Salamis, ia adalah satu-satunya komandan yang memberi nasihat agar tidak terlibat dalam pertempuran laut.

Pasalnya ia memperkirakan kapal-kapal Persia yang lebih besar dan kurang mampu bermanuver akan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan di perairan yang sempit. Prediksinya terbukti akurat.

Terlepas dari nasihatnya, Xerxes tetap melanjutkan serangan laut, yang membawa kemenangan besar bagi Yunani. Selama pertempuran, Artemisia membedakan dirinya dengan kelicikannya.

Dalam satu contoh, dikejar oleh kapal Athena, dia diduga menabrak kapal Persia yang bersahabat, yang membuat para pengejarnya berasumsi dia adalah sekutu Yunani. Dengan demikian, Yunani mengalihkan serangan mereka.

Manuver ini memungkinkannya untuk melarikan diri dan membuat Xerxes sangat terkesan.

Tomyris (Massagetae)

Penguasa wanita berikutnya adalah Tomyris, ratu Massagetae, sebuah konfederasi suku nomaden yang mendiami stepa Asia Tengah pada abad ke-6 SM. Terkenal karena kepemimpinan dan kehebatan militernya, Tomyris mungkin paling terkenal karena konfliknya dengan Cyrus Agung dari Persia, salah satu penakluk paling tangguh di dunia kuno.