Sejarah Dunia: Benarkah Marilyn Monroe Tewas Usai Memanipulasi Dokter?

By Ade S, Minggu, 21 Juli 2024 | 10:03 WIB
Film 'Gentlemen Prefer Blondes' yang dibintangi Marilyn Monroe. Kematian Marilyn Monroe masih menjadi misteri. Artikel ini mengupas kontroversi manipulasi dokter dan kemungkinan bunuh diri sang ikon Hollywood. ()

Kegagalan komersial dua film terakhirnya, "Let's Make Love" (1960) dan "The Misfits" (1961), semakin memperparah kondisi mentalnya. Film "The Misfits" yang ditulis oleh suaminya, Arthur Miller, bahkan menjadi titik awal keretakan rumah tangga mereka, yang berujung pada perceraian tak lama setelah syuting selesai.

"Masa-masa tersebut diwarnai dengan berbagai masalah kesehatan mental bagi Monroe," tutur Dr. Howard Markel, Direktur Center for the History of Medicine melalui laman pbs.org.

Kecanduan zat, depresi, dan kemungkinan besar bipolar disorder, serta gangguan fisik seperti endometriosis dan penyakit kandung empedu, menjadi momok yang terus menghantui.

Pemecatan Memalukan dan Spiral Menuju Kematian

Karir gemilang Marilyn Monroe di Hollywood tercoreng pada 8 Juni 1962 saat studio film 20th Century Fox memecatnya dari film "Something's Gotta Give". Ironisnya, film ini merupakan remake dari film tahun 1940 berjudul "My Favorite Wife".

Alasan pemecatan yang dikemukakan pihak studio adalah "ketidakhadiran yang tidak dapat dibenarkan".

Monroe sendiri berdalih bahwa ia sedang sakit dan tidak mampu bekerja. Namun, versi studio berbeda. Mereka bersikukuh bahwa Monroe terlihat cukup sehat saat menyanyikan "Happy Birthday, Mr. President" di pesta mewah John F. Kennedy di Madison Square Garden, New York, pada 19 Mei.

Pemecatan di depan publik ini menjadi noda hitam bagi seorang superstar yang film-filmnya telah meraup lebih dari AS$200 juta selama karirnya yang relatif singkat.

Di tengah rasa kesepian dan tekanan yang melanda, Monroe mengalami kesulitan tidur. Untuk mengatasi insomnia, ia terbiasa menghancurkan kapsul Nembutal agar obat lebih cepat diserap tubuhnya.

Kemudian, ia menambahkan tablet chloral hydrate (obat penenang kuno yang dikenal sebagai "Mickey Finn" atau "obat tidur" dalam cerita detektif) dan menenggak keduanya dengan segelas besar Champagne.

"Kombinasi berbahaya ini tak hanya meningkatkan efek obat satu sama lain, tetapi juga membuat Monroe mudah lupa berapa banyak obat yang telah ia konsumsi, sehingga ia seringkali kembali meminumnya," jelas Markel.

Baca Juga: Marilyn Monroe: Perjalanan Hidup Hingga Penyebab Kematiannya