Sejarah Dunia: Benarkah Marilyn Monroe Tewas Usai Memanipulasi Dokter?

By Ade S, Minggu, 21 Juli 2024 | 10:03 WIB
Film 'Gentlemen Prefer Blondes' yang dibintangi Marilyn Monroe. Kematian Marilyn Monroe masih menjadi misteri. Artikel ini mengupas kontroversi manipulasi dokter dan kemungkinan bunuh diri sang ikon Hollywood. ()

"Satu pelajaran penting bagi kita di abad ke-21 adalah bahwa sebagian besar obat yang disalahgunakan Marilyn diresepkan oleh dokternya," papar Markel.

Para dokter ini seharusnya tahu lebih baik daripada memberikan obat-obatan mematikan dalam jumlah besar kepada pasien dengan gangguan mental. Barbiturat yang menjadi penyebab kematiannya kini jarang diresepkan.

Meskipun demikian, Marilyn, seperti Judy Garland, Michael Jackson, Prince, dan banyak bintang Hollywood terkenal lainnya yang meninggal karena overdosis, pandai memanipulasi dokternya untuk meresepkan obat yang dia inginkan dan butuhkan untuk menghadapi masa-masa sulitnya.

"Cara berbahaya ini berhasil, meskipun penuh risiko, hingga akhirnya berakibat fatal dan merenggut nyawa seorang wanita muda berbakat di usia yang terlalu dini," tutur Markel.

Kematian Marilyn Monroe: Sisi Gelap Kemajuan Medis

Di balik gemerlap dunia modern, tersembunyi pula sisi gelap: penyalahgunaan obat resep. Sebuah ironi, mengingat Amerika Serikat, dengan hanya 5% populasi dunia, justru mengonsumsi 75% dari total obat resep global.

Menurut National Institute for Drug Abuse, lebih dari 52 juta orang Amerika berusia di atas 12 tahun pernah menggunakan obat resep secara non-medis sepanjang hidup mereka. Bahkan, lebih dari 6,1 juta orang menyalahgunakannya dalam sebulan terakhir. Pada tahun 2012 saja, resep obat penghilang rasa sakit cukup untuk diberikan kepada seluruh orang dewasa Amerika setiap empat jam selama satu bulan.

Jenis obat resep yang paling sering disalahgunakan adalah penghilang rasa sakit (terutama opiat dan opioid), obat penenang, dan stimulan. Mirisnya, tak sedikit obat ini yang diperoleh secara ilegal atau dicuri dari teman dan keluarga.

Penyalahgunaan obat resep ini telah menimbulkan konsekuensi yang mengerikan. Opiat dan opioid, golongan obat penghilang rasa sakit, menjadi penyebab paling umum kematian akibat overdosis obat resep.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencatat bahwa kematian akibat overdosis opioid resep meningkat empat kali lipat sejak 1999. Diiringi dengan tren ini, penjualan obat resep ini pun meroket.

Lebih dari 165.000 orang Amerika meninggal karena overdosis opioid resep antara 1999 hingga 2014. Pada tahun 2014 saja, lebih dari 14.000 orang tewas akibat overdosis yang melibatkan opioid resep.

"Kisah tragis Marilyn Monroe, yang pernah berkata pada seorang reporter, 'hal terbaik untukku adalah tidur, setidaknya saat itu aku bisa bermimpi,' menjadi simbol kelam dari sisi gelap kemajuan medis," ungkap Markel.

Lima dekade setelah kematiannya, epidemi penyalahgunaan obat resep semakin parah, dipicu oleh kemunculan obat penghilang rasa sakit dan penenang baru yang semakin adiktif dan berpotensi mematikan.

Dokter, perawat, anggota keluarga, dan pasien berjuang keras menghadapi efeknya dan membendung gelombang kematian yang ditimbulkan. Kematian Marilyn Monroe menjadi pengingat bahwa di balik kemajuan, selalu ada potensi bahaya yang perlu diwaspadai.

Kematian Marilyn Monroe tetap menjadi misteri yang tak terpecahkan, dan kisahnya terus memikat dan membingungkan orang-orang di seluruh dunia. Hingga hari ini, ia tetap menjadi salah satu ikon paling terkenal dalam sejarah dunia, dan tragedi kematiannya menjadi pengingat kelam tentang sisi gelap ketenaran dan kebahagiaan.