Sejarah Romawi: Demi Hak Istimewa, Vestal Virgin Korbankan Banyak Hal

By Sysilia Tanhati, Senin, 22 Juli 2024 | 16:00 WIB
Dalam sejarah Romawi, vestal virgin memiliki hak istimewa yang tidak bisa dimiliki oleh kaum wanita di zamannya. Namun, hak itu pun harus ditebus dengan pengorbanan luar biasa. ( Hermitage Museum )

Nationalgeographic.co.id—Anda mungkin pernah mendengar tentang sekelompok wanita dalam sejarah Romawi yang dikenal sebagai “Vestal Virgin”. Konon wanita penjaga api suci Romawi ini bisa dikubur hidup-hidup karena melanggar sumpah kesucian mereka. Namun, kelompok ini memiliki kekuatan, prestise, hak istimewa, bahkan popularitas!

Jadi, siapakah wanita-wanita ini dan bagaimana mereka mendapatkan status tersebut?

Dikenal oleh orang Romawi kuno sebagai atrium Vestae, Perawan Vestal adalah sebuah kolegium keagamaan (imam) yang terdiri dari enam perempuan. Para wanita ini bersumpah keperawanan selama 30 tahun untuk mengabdi pada pemujaan Vesta, dewi perapian kuno. Setelah 30 tahun pelayanan mereka, mereka diizinkan meninggalkan imamat dan menikah, meskipun sebagian besar tetap bertahan.

Mereka tinggal di kompleks luas atrium Vestae yang terletak di kawasan utama Forum Romawi. “Para pendeta wanita ini menjaga dan secara sistematis merawat api suci Vesta di kuil yang bersebelahan,” tulis Laura Swift di laman The Conversation.

Bangsa Romawi percaya bahwa kaum Vestal menjamin kesejahteraan negara melalui pelestarian api abadi. Di era Romawi awal, api dianggap sebagai perwujudan dewi Vesta dan simbol perapian rumah Romawi.

Awal mula

Tradisi menyatakan kultus dan perguruan tinggi Vesta didirikan pada abad ke-8 SM oleh Numa Pompilius (raja kedua Roma).

Konon Numa melakukan hal tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap pendahulunya Romulus (pendiri Roma) dan ibu Romulus.

Bukti arkeologis membuktikan bangunan permanen pertama yang berhubungan dengan pemujaan Vesta sudah ada sejak abad ke-6 SM. Kolegium ini ada hingga dibubarkan pada tahun 394 M oleh kaisar Romawi Theodosius I.

Apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka dipilih?

Kesalehan menentukan masa jabatan Perawan Vestal atau Vestal Virgin. Mereka berpartisipasi dalam ritual penting seperti membuat mola salsa, kue garam. “Kue itu digunakan dalam ritual pengurbanan pada upacara yang dilaksanakan oleh para Vestal,” tambah Swift.

Baca Juga: Kehidupan Perawan Vestal Romawi Kuno, Jika Lakukan Salah Dihukum Mati

Mereka menghadiri festival pertanian sepanjang tahun. Kesinambungan tradisi ini menandai kekayaan Romawi yang tak tergoyahkan yang sejajar dengan api suci yang terus menyala selamanya.

Bukan hanya karena dedikasinya kepada Vesta dan rakyat Romawi saja, para Vestal melaksanakan tugas mereka. Pengabdian utama mereka dipersonifikasikan dalam status seksual mereka sebagai perawan.

Untuk memastikan castitas (kesucian) Vestal baru, kandidat dipilih antara usia 6 hingga 10 tahun.

Seorang gadis harus memenuhi serangkaian persyaratan ketat yang dikodifikasikan dalam hukum Romawi.

Ia harus bebas dari “cacat tubuh” apa pun, baik fisik maupun mental. Cacat tersebut kemungkinan dapat membuat dirinya tercemar dan tidak suci.

Pwra calon dipilih oleh senat dan Pontifex Maximus (imam kepala Romawi) dari kalangan eselon atas masyarakat Romawi. Hak istimewa ini menjamin bahwa baik gadis maupun orang tuanya adalah orang yang terhormat.

Setelah terpilih, gadis perawan tersebut menjalani pertunjukan captio, sebuah inisiasi seremonial di mana dia secara ritual “dibawa” oleh Pontifex dari rumahnya. Untuk selamanya gadis itu dicabut dari semua ikatan hukum dengan keluarga dan perwalian laki-lakinya.

Sebagai anak perempuan, kurangnya hak istimewa yang mereka miliki saat dilahirkan kini terlampaui oleh hak istimewa Vestal.

Seorang Vestal mendapatkan kehidupan yang panjang umur dan kemewahan. Mereka mendapatkan hak yang biasanya hanya tersedia bagi laki-laki elite.

Mereka mendapat jaminan penghasilan dari pensiun reguler, hak untuk mengumpulkan harta pribadi. Juga dapat memberikan kesaksian dalam kasus-kasus hukum. Mereka bisa mengampuni narapidana. “Vestal Virgin juga bisa melindungi keinginan tokoh politik berpengaruh seperti Marc Antony dan Julius Caesar,” ujar Swift.

Vestal tidak boleh diganggu gugat dan tidak boleh disentuh oleh orang yang tidak murni. Untuk lebih melindungi mereka, seorang Vestal memiliki lictor (pengawal) untuk menjaga mereka di depan umum. Kelompon ini juga menaiki carpentum (kereta), yang membawa mereka melewati jalan-jalan.

Kekuasaan yang genting

Sebagai seorang wanita, seorang Vestal mempunyai posisi kekuasaan yang unik, namun hal ini berbahaya.

Vestal yang tidak dapat diganggu gugat didasarkan pada keperawanan mereka. Status seksual inilah yang sepenuhnya menentukan kekuatan sosial mereka. Kontrol atas seksualitas mereka identik dengan kesejahteraan dan politik negara.

Jika Romawi berada dalam kekacauan, kesucian kaum Vestal adalah pihak pertama yang harus disalahkan.

Sebuah skandal besar pada tahun 91 M membuat kepala suku Vestal Cornelia diadili secara in absensia dan dihukum karena inses (ketidakmurnian seksual) oleh Kaisar Domitianus.

Sementara kekasihnya dipukuli sampai mati, Cornelia dibawa hidup-hidup melalui jalan-jalan dalam prosesi suram menuju ruang bawah tanah kecil. Di dalamnya terdapat beberapa perbekalan seperti roti, susu dan tempat tidur kecil, dan dengan itu dia dibiarkan mati.

Hukum Romawi melarang penguburan orang mati di dalam tembok kota. Untuk menghindari hukum ini, orang-orang Romawi percaya bahwa Vestal secara teknis tidak dikuburkan. Mereka mati secara “sukarela”, tanpa pertumpahan darah.

Vestal adalah ikon kesucian, wanita dihormati dan dirayakan. Namun secepat mereka dihormati, mereka bisa dibawa kembali ke Bumi. Atau dalam hal ini, terkubur di dalamnya.