Puncaknya ada 18 acara yang tersebar dalam 5 hari. Namun acara di stadion tetap menjadi acara terpenting. Para pemenang dimahkotai daun zaitun dan ranting zaitun yang dipotong dari hutan keramat.
Hal yang paling penting, mereka memenangkan kemuliaan, ketenaran, dan dalam arti yang sebenarnya keabadian sejarah.
Olimpiade berlanjut sepanjang periode Helenistik dengan tambahan dari Philippeion. Terdapat sebuah bangunan bertiang melingkar yang didirikan oleh Philip II dari Makedonia yang berisi patung emas keluarga kerajaan.
Bangsa Romawi, meskipun tidak terlalu mementingkan makna religiusnya, tetap menjunjung tinggi Olimpiade tersebut. Kemudian ada upaya dari Sulla pada tahun 80 SM untuk memindahkan Olimpiade secara permanen ke Roma.
Namun, masyarakat terus menghiasi Olympia dengan gedung-gedung baru, pemandian air panas, air mancur, serta patung.
Yang paling terkenal, kaisar Nero berjuang untuk meraih kejayaan kemenangan Olimpiade pada tahun 67 M. Ia berkompetisi, dan tidak mengherankan jika memenangkan, setiap acara yang ia ikuti.
Penolakan terhadap Olimpiade kuno
Kaisar Theodosios melarang semua praktik pemujaan dan festival pagan. Maka Olimpiade kuno berakhir pada tahun 393 M setelah diselenggarakannya 293 Olimpiade selama lebih dari satu milenium.
Olympia pun berangsur-angsur mengalami kemunduran, sebagian dihancurkan berdasarkan dekrit kaisar Theodosios II pada tahun 426 M.
Situs tersebut diambil alih oleh komunitas Kristen yang membangun basilika pada awal periode Bizantium. Gempa bumi pada tahun 522 dan 551 M menghancurkan sebagian besar reruntuhan yang tersisa.
Lalu lumpur dari sungai terdekat Alpheios dan Kladeos akhirnya menutupi situs tersebut. Kemudian ditemukan kembali pada tahun 1829 oleh Misi Arkeologi Perancis dan penggalian sistematis oleh Institut Arkeologi Jerman dari tahun 1875.
Kuil-kuil yang dulunya bagus kini hanya berupa reruntuhan. Namun pengunjung setidaknya saat ini dapat berlari di sepanjang jalur stadion Olimpiade pertama.