Kisah Para Awak Kapal OceanX Mengungkap Misteri Laut Indonesia

By Utomo Priyambodo, Jumat, 26 Juli 2024 | 09:21 WIB
Para kru OceanX sempat berlabuh di Jakarta. Kapal OceanXplorer milik OceanX sempat bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. (Ricky Martin/National Geographic Indonesia)

Kepada kami, Larissa bercerita bahwa dia tidak pernah mengandalkan kapal OceanXplorer untuk pulang ke kampung halamannya di Jerman. Saat pulang untuk cuti atau liburan, dia biasanya naik pesawat dari kota atau negara tempat kapal itu bersandar—tergantung rute ekspedisi yang sedang dilalui ketika itu.

Larissa menjelaskan bahwa dalam Misi Indonesia 2024 ini, tim OceanX—bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), serta berbagai lembaga, universitas, dan organisasi lain di Indonesia—telah mengumpulkan sekitar 600 sampel. Eksplorasi Misi Indonesia 2024 yang dimulai dari Batam, Kepulauan Riau, sejak 8 Mei lalu ini masih akan berlangsung hingga 25 Agustus 2024, mencapai Bitung, Sulawesi Utara.

Meski demikian, kerja sama antara OceanX dengan berbagai institusi di Indonesia itu tidak akan berhenti begitu saja pada 25 Agustus nanti. Larissa mengatakan target dari Misi Indonesia 2024 ini adalah mempublikasikan semua hasil temuan, termasuk hasil penelitian terhadap ratusan sampel tersebut, ke jurnal ilmiah.

Di ruang laboratorium kering itulah Larissa Frühe biasa bekerja. Sebagai Residence Scientist di OceanX, Larissa mengelola program genomik di kapal OceanXplorer. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

“[Proses] itu semua berjalan melalui kolaborasi dengan para kolaborator kami di Indonesia dari berbagai institusi,” ujarnya. “Setelah misi selesai, data disimpan di Indonesia dengan akses untuk semua orang yang berpartisipasi dalam ekspedisi, dan kemudian para ilmuwan akan mulai mempublikasikannya.”

“Akan ada lokakarya di mana orang-orang dari OceanX dan sebagian besar ilmuwan lokal akan menghadiri lokakarya dari proyek dan kolaborasi mereka itu. Datanya akan disimpan di fasilitas BRIN di Jakarta dengan akses untuk semua orang yang berpartisipasi dalam misi sehingga mereka bisa mengaksesnya dan melanjutkan untuk bekerja sampai selesai,” imbuh Larissa.

Captain Peter Fielding

Secara umum, tim OceanX telah mengungkapkan sebagian kekaguman mereka terhadap kekayaan laut Indonesia melalui kanal media sosial mereka. Mereka menemukan banyak hal yang baru mereka lihat atau tidak mereka sangka. Mulai dari gunung api bawah laut, paus pembunuh (orca), spesies bawah laut yang bisa memancarkan cahaya (bioluminesensi), dan banyak spesies lainnya.

Captain OceanX, Peter Fielding, secara khusus juga bersyukur terlibat dalam Misi Indonesia 2024 ini. “Hal baiknya adalah kita memiliki banyak peneliti yang melakukan banyak hal berbeda. Kami melihat beberapa spesies paus, beberapa juga spesies yang sangat langka, yang tidak kami duga akan terlihat. Minggu lalu kami merekam video orca. Kami menemukan orca di lepas pantai Sumatra. Saya tidak menyangka akan melihat orca di kawasan itu,” tutur Peter saat ditemui di ruang kendali kapal OceanXplorer.

Captain OceanX, Peter Fielding, menunjukkan kepada para mahasiswa peserta tur edukasi mengenai peta digital yang digunakan di dalam ruang kendali. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

“Di bawah laut, para peneliti mengambil banyak sekali sampel. Jadi mereka sangat gembira dengan beberapa hal yang telah mereka lihat,” imbuhnya. “Dan di tahun-tahun mendatang, mereka membawa sampel tersebut kembali ke universitas-universitas mereka. Mereka akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut. Dan saya yakin mereka akan kembali dengan spesies baru dan hal-hal baru, varietas spesies baru yang tidak mereka sadari ada di Indonesia.”

Peter sangat bersyukur bisa tergabung dalam tim OceanX. Dengan menjadi kapten di kapal OceanX, dia jadi bisa menjelajahi banyak wilayah perairan dunia dan menemukan hal-hal baru dari bawah laut.