Sejarah Perang Dunia II: Kehidupan Bawah Tanah Inggris saat The Blitz

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 27 Juli 2024 | 12:00 WIB
Potret kehidupan bawah tanah di seluruh Inggris saat peristiwa London Blitz dalam sejarah Perang Dunia 2. (Public Domain)

Sanitasi juga terbatas, tetapi hal ini tidak menyurutkan minat lebih dari 150.000 orang (sekitar 4% dari populasi London) yang memilih untuk bermalam di stasiun.

Meski stasiun kereta bawah tanah pun tak luput dari kerusakan akibat bom. Stasiun Sloane Square misalnya, terkena bom pada 12 November dan 37 orang tewas.

Kemudian pada 11 Januari, sebuah bom menghantam ruang tunggu di Stasiun Bank yang menyebabkan eskalator runtuh.

Gelombang ledakan menyapu orang-orang yang berlindung di peron di bawah ke jalur kereta. Setidaknya 111 orang tewas dalam insiden itu.

Angkatan udara Jerman dan Italia melakukan pengeboman ke wilayah London dan sekitarnya dalam sejarah Perang Dunia 2. (Imperial War Museums/Creative Commons)

Penampungan Anderson

Shelter Anderson adalah solusi yang murah dan mudah dibangun bagi warga sipil yang tidak memiliki ruang bawah tanah di rumah mereka atau tinggal terlalu jauh dari shelter komunitas.

Sering diklaim bahwa shelter ini dinamai menurut John Anderson, Lord Privy Seal, orang yang bertanggung jawab atas pertahanan sipil Inggris selama perang.

Akan tetapi, sebenarnya shelter ini dinamai menurut salah satu perancangnya, Dr. David Anderson (perancang lain yang terlibat adalah William Paterson).

Shelter ini terdiri dari dua potong baja galvanis bergelombang melengkung yang dipasang di lubang dengan kedalaman antara 1 dan 2 meter atau 3 hingga 6 kaki.

Atapnya kemudian ditutup dengan tanah dan rumput (18 inci atau 45 cm merupakan ketebalan minimum yang direkomendasikan).

Shelter ini berukuran 1,8 x 1,4 x 1,8 m. Shelter ini dimaksudkan untuk menampung empat orang atau enam orang sekaligus.