Benteng Terakhir Moa di Selandia Baru Jadi Tempat Berlindungnya Burung yang Kini Terancam Punah

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 26 Juli 2024 | 16:00 WIB
Lukisan imajinasi Heinrich Harder akan kondisi kehidupan burung tidak bisa terbang raksasa endemik Selandia Baru yang telah punah, moa. Populasi terakhirnya berada di pedalaman yang kini diikuti oleh burung-burung tidak bisa terbang lainnya yang tersisa dan terancam punah hari ini. (Heinrich Harder/Wikimedia Commons)

“Dengan menentukan populasi moa terakhir dan membandingkannya dengan distribusi burung yang tidak bisa terbang di Selandia Baru, kami menemukan bahwa tempat perlindungan terakhir ini melindungi banyak populasi takahē, weka, dan kiwi tutul besar yang masih ada saat ini," terang Sean Tomlinson, penulis utama studi dari institusi yang sama dengan Fordham.

Tren kepunahan burung yang tidak bisa terbang di Selandia Baru

Studi ini dilakukan menggunakan model komputasional yang canggih, digabung dengan catatan fosil yang luas, informasi terkait iklim di masa lalu, dan rekonstruksi kolonisasi dan perluasan spesies yang ada di Selandia Baru.

Pemetaan penyebaran burung-burung yang tidak bisa terbang hari ini. Sebagian besar populasi di pesisir lebih terancam punah, dan masuk ke pedalaman, mengikuti jejak moa yang telah punah di masa lalu. (Sean Tomlinson et al. (2024))

Meski menggunakan benteng terakhir alami yang sama dengan moa di masa lalu, burung-burung yang tidak bisa terbang hari ini mengalami kepunahan yang berbeda. Perubahan iklim menjadi alasan burung-burung yang tersisa menjadi terancam konservasinya.

Kesamaan mereka dengan moa, adalah pemanfaatan dinamika spasial yang serupa. Para peneliti memperkirakan, hal yang mendorong burung-burung yang tersisa hari ini ke lokasi yang sama adalah bertujuan untuk mengurangi dampak dari manusia.

Dengan demikian, penelitian ini membantu memahami apa yang sebenarnya moa alami di masa lalu, dan menjadi pembelajaran upaya konservasi pada burung yang masih ada di Selandia Baru.

Hal ini termasuk menyoroti pentingnya menjaga tempat-tempat terpencil dan liar untuk tetap lestari sebagai habitat satwa, seperti burung yang tidak bisa terbang.