Nationalgeographic.co.id—Ketika Anda membaca artikel ini, mungkin Anda sedang atau telah menghadapi masalah dengan nyamuk semalam. Mungkin terbesit dalam benak seperti "bagaimana cara untuk membasmi nyamuk atau bahkan, kalau bisa, memusnahkan mereka?". Tentunya, pertanyaan lainnya juga muncul: apa jadinya jika dunia ini tidak ada nyamuk?
Makhluk kecil ini menyebalkan dengan menghasilkan suara bising di dekat telinga kita. Diam-diam saat lengah, dia hinggap, menusuk, dan menyedot darah dari tubuh kita, sehingga menyebabkan gatal.
Nyamuk, khususnya betina, membutuhkan darah makhluk hidup untuk reproduksi. Darah makhluk hidup memiliki protein untuk membantu menghasilkan telur nyamuk.
Selain darah, nyamuk memakan nektar bunga, sumber nutrisi penting baik pada pejantan maupun betina. Darah dan nektar mengandung gula sebagai asupan supaya nyamuk dapat bertahan hidup.
Gigitannya membuat kulit kita gatal karena air liurnya yang mengalir di darah dalam tubuh, dimasukkan sebagai alergen dalam sistem tubuh kita. Rasa gatal ini adalah reaksi pada tubuh untuk mengirimkan histamin—zat kimia senyawa amina nitrogen organik untuk kekebalan tubuh—ke tempat yang digigit nyamuk, dan sering menyebabkan bengkak.
Sebagian dari kita punya alergi terhadap gigitan nyamuk. Menyebalkannya, makhluk kecil ini bisa menimbulkan sakit mematikan dan pandemi global. Penularan penyakit dari nyamuk dapat menyebabkan kematian lebih dari 725.000 jiwa per tahun.
Anda bukanlah orang pertama yang memikirkan untuk mengendalikan populasi nyamuk di dunia. Para ilmuwan di seluruh dunia telah memikirkannya, termasuk dengan menyebarkan jenis nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia supaya mengurangi kesuburan nyamuk jantan.
Namun, mampukah kita menghilangkan semua nyamuk? Apa yang akan dihadapi planet ini tanpanya?
Membuat nyamuk punah? Mustahil!
Kabar buruk bagi pembenci nyamuk, kita tidak bisa membuat nyamuk punah! Secara taksonomi biologi, nyamuk adalah famili Culicidae, dan di dalamnya terdiri dari berbagai jenis (genus) yakni, Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus.
Dengan kata lain, ada lebih banyak lagi spesies nyamuk di seluruh dunia. Ada sekitar 3.600 spesies nyamuk dan ratusan di antaranya saja yang menggigit manusia. Setiap spesies tentu terdiri dari populasi yang belum atau tidak mampu dihitung oleh para ilmuwan.
Baca Juga: Polusi Cahaya Pengaruhi Kehidupan Nyamuk: Ancaman Bagi Manusia?
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR