Memperingati Hari Sungai, SayaPilihBumi Gelar Aksi Bersih-Bersih Kali Grogol

By Utomo Priyambodo, Minggu, 28 Juli 2024 | 06:32 WIB
Kegiatan River Clean Up atau bersih-bersih sungai ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Sungai Nasional. Peringatan itu bermakna 'warning'. (Ricky Martin/National Geographic Indonesia)

Masih ada banyak sampah yang belum diangkut dari Kali Grogol itu karena jumlahnya yang begitu banyak dan sebagian telah mengendap dalam tanah. (Ricky Martin/National Geographic Indonesia)

Pada akhirnya kegiatan ini memang tidak menargetkan untuk membersihkan area sungai sepenuhnya dari sampah. Suparno juga menegaskan bahwa tujuan kegiatan ini "adalah memantik kesadaran pada peringatan Hari Sungai Nasional. Peringatan itu artinya 'warning'. Bukan peringatan perayaan, tapi warning bahwa hari ini sungai kita kondisinya adalah seperti tadi."

"Tidak hanya Kali Grogol [yang buruk]," katanya. "Hampir semua sungai di Indonesia kondisinya sama, terutama setelah melewati permukiman padat dengan tata kelola sampah buruk, melewati tempat aktivitas manusia sibuk, pasti kondisinya seperti itu."

Irani Naura Wijaya, salah satu relawan dari komunitas Forest is Our Friend, mengaku ini adalah kali pertama dia ikut kegiatan bersih-bersih sungai. Pelajar SMA berusia 17 tahun itu mengaku lelah dan kaget melihat sampah yang begitu banyak di sungai.

"Ternyata sampahnya sebanyak itu. Kayaknya kalau dibersihin dalam lima jam pun masih ada karena sampahnya ada yang kecil-kecil banyak banget ya," ujar Irani dengan polos. "Kalau sampah itu diambilin semua mungkin tanahnya udah enggak ada karena sampahnya mengendap jadi bertumpuk-tumbuk sampai membuat tanah."

Sampah di sungai bisa berdampak buruk bagi banyak hal, terutama manusia. (Ricky Martin/National Geographic Indonesia)

Menurut Irani, ke depan kegiatan River Clean Up ini harus melibatkan masyarakat sekitar sungai. Tidak cukup hanya mengajak relawan dari komunitas-komunitas yang memang bergerak di isu lingkungan.

"Jadi, menurutku, solusinya edukasi ke masyarakat sekitar dulu baru kita memulai aksi untuk melakukan pembersihan bersama. Enggak cuma [aksi pembersihan dengan] komunitas-komunitas ini, tapi juga dengan masyarakat umum di sekitar sini," tegas pelajar sebuah sekolah alam di Jakarta itu.

"Karena kalau hanya kegiatan komunitas seperti ini, sepertinya enggak bakal ada ujungnya selama masyarakat umum tetap buang sampah sembarangan."

Fachrezi Ramadhani, relawan lainnya dari komunitas Trash Hero Jakarta, mengatakan bahwa masyarakat perlu menyadari dampak buruk dari pencemaran sungai oleh sampah. Menurut pemuda berumur 22 tahun yang juga mahasiswa itu, kesadaran masyarakat Indonesia atas pengelolaan sampah masih rendah dan itu terlihat dari kondisi sungai-sungainya.

"Sekarang kita ngebet supaya Indonesia 2045 maju, sedangkan mana ada negara maju itu [yang sungainya] seperti ini?" tanya Fachrezi retoris.

Ada banyak dampak buruk dari sungai yang kotor, yang pada akhirnya akan kembali menjadi beban ekonomi bagi masyarakat dan negara itu sendiri. Fachrezi menyebut, misalnya, sungai yang kotor bisa menjadi biang penyakit dan penyebab bencana alam seperti banjir.