Telur dirawat oleh kelenjar di dinding tabung telur yang menyemprotkan berbagai bahan kimia ke telur, hampir seolah-olah itu adalah kendaraan yang melewati tempat cuci mobil.
Beberapa nosel menyemprotkan lapisan berbusa kaya kalsium yang mengeras menjadi cangkang. Beberapa menyemprotkan tanda-tanda kecil seperti pensil pada cangkang telur; yang lain melukis konstelasi titik dan bintik.
Pada beberapa burung, telur dapat dibuat dalam segala macam warna biru dan hijau oleh nosel kecil ini. Telur burung hitam (yang diletakkan pada musim semi dan awal musim panas di semak dekat Anda) terlihat hampir seperti diukir dari batu giok.
Bahkan ada pori-pori di dinding tabung telur ayam yang mengeluarkan lapisan lilin ke cangkang luar telur, untuk melindunginya dari mikroba. Baru kemudian telur dikirimkan, seperti sebuah mobil eksekutif yang mengkilap di halaman showroom, dipoles dan siap digunakan.
Penemuan-penemuan mengejutkan
Para ilmuwan telah menemukan fosil berbentuk bola kecil, berukuran hanya sekitar satu milimeter, tersembunyi di dalam lapisan dasar laut purba. Fosil-fosil ini diperkirakan berusia sekitar 600 juta tahun.
Hal yang mengejutkan adalah beberapa di antaranya tampak sangat utuh, bahkan masih terlihat adanya sel-sel primitif di dalamnya yang sedang membelah diri—proses awal terbentuknya kehidupan baru.
Sayangnya, kita belum bisa dengan pasti menentukan jenis hewan apa yang menetas dari telur-telur purba ini. Beberapa ahli berpendapat bahwa mereka mungkin adalah cacing laut primitif, sementara yang lain meyakini bahwa itu adalah ubur-ubur.
Namun, yang pasti adalah telur-telur ini berasal dari periode Ediacaran, jauh sebelum munculnya hewan-hewan yang kita kenal sekarang.
Bayangkan saja, 100 juta tahun sebelum ayam pertama berkokok, telur-telur ini sudah ada. "Pada zaman itu, kehidupan di Bumi masih sangat sederhana. Gagasan tentang makhluk berkaki dua seperti ayam dengan bulu dan paruh tentu saja sangat jauh dari kenyataan," ungkap Howard.
Sudah merasa kagum atau terkejut? Tahan dulu pendapat Anda. Sebab, Howard kemudian memaparkan fakta yang lebih mengejutkan, tentu saja masih seputar telur.
Baca Juga: Analisis Kulit Telur Dinosaurus Mengungkap Nenek Moyang Ayam
Jika kita memperluas perdebatan klasik "ayam atau telur", dan memasukkan komponen paling dasar dari reproduksi seksual, yaitu sel kelamin (gamet) seperti sel telur dan sperma, maka kita akan menemukan bahwa telur jauh lebih tua dari yang pernah kita bayangkan.
Bukti-bukti ilmiah menunjukkan bahwa kesamaan dasar dalam proses reproduksi seksual pada berbagai makhluk hidup, mulai dari alga hingga hewan, mengindikasikan bahwa mekanisme dasar reproduksi seksual, termasuk pembentukan sel telur dan sperma, telah berevolusi sekitar 1 miliar tahun yang lalu.
Bayangkan sebuah dunia di mana kehidupan masih sangat sederhana. Makhluk hidup pada masa itu, yang sebagian besar berupa organisme bersel tunggal, bereproduksi dengan cara membelah diri atau dengan cara yang lebih sederhana.
Namun, sekitar 1 miliar tahun lalu, muncullah sebuah inovasi evolusioner yang revolusioner: reproduksi seksual. Proses ini melibatkan penyatuan dua sel kelamin, yaitu sel telur dan sperma, untuk menghasilkan individu baru.
"Ini membawa kita pada kesimpulan bahwa ada telur dan sperma di planet ini jauh sebelum hewan seperti yang kita kenal sekarang berevolusi. Ini adalah waktu yang sangat, sangat lama, sebelum tabung telur," jelas Howard.
"Jadi, dalam paradoks besar milenium terakhir ini, telur lah jawabannya. Selalu telur. Telur lebih tua dari ayam," tegas Howard tentang jawaban yang akan selalu dia berikan terkait pertanyaan apa yang lebih dahulu, ayam atau telur.