Nationalgeographic.co.id—Pertanyaan tentang apa yang lebih dahulu antara ayam dan telur sepertinya tidak akan pernah bosan untuk dibicarakan.
Namun, di balik pertanyaan sederhana ini, tersembunyi rahasia kompleks tentang asal-usul kehidupan dan evolusi.
Ahli zoologi telah melakukan penelitian ekstensif untuk mengungkap misteri ini. Mari kita ikuti jejak mereka dan temukan jawaban yang akan mengubah cara Anda memandang dunia hewan.
Artikel ini akan membawa Anda dalam perjalanan yang menarik melalui waktu dan ruang untuk memahami asal-usul kehidupan di Bumi.
Tentang satu pertanyaan yang selalu muncul
Pertanyaan sederhana tentang mana yang muncul lebih dulu: ayam atau telur ternyata telah membingungkan para ilmuwan dan filsuf selama berabad-abad.
Jules Howard, seorang ahli zoologi dan penulis buku terkenal seperti Sex on Earth, Death on Earth, dan Wonderdog, kerap kali dihadapkan pada pertanyaan ini, baik oleh anak-anak dengan mata berbinar maupun oleh orang dewasa yang penasaran.
Sebagai seorang ahli evolusi, Howard telah menghabiskan banyak waktu mempelajari telur hewan dan perannya dalam sejarah kehidupan di Bumi. Ia terpesona oleh adaptasi menakjubkan telur dalam perjalanan evolusi, mulai dari telur pertama yang muncul di daratan hingga evolusi plasenta dan menstruasi pada mamalia.
Namun, betapapun dalam ia menyelami dunia telur, satu pertanyaan selalu muncul: Ayam atau telur, mana yang lebih dulu?
Howard menyadari bahwa ayam menjadi semacam "pintu gerbang" yang menarik bagi banyak orang untuk mulai berpikir tentang keajaiban telur. Bagi sebagian besar orang, ayam dan telur adalah hal yang begitu sehari-hari sehingga mereka jarang sekali berhenti untuk merenungkan betapa kompleks dan menakjubkan sebenarnya telur itu.
Jadi, bagaimana sebenarnya kita bisa menjawab pertanyaan klasik ini?
Bermula dari pertanyaan filosofis
Sejak zaman Aristoteles, filsuf-filsuf telah mencoba mengurai benang kusut paradoks ini. Sang filsuf Yunani kuno melihat paradoks ayam dan telur sebagai contoh dari sebuah urutan tak terbatas yang tidak memiliki titik awal.
"Ini adalah upaya awal manusia untuk memahami konsep tak terhingga yang begitu membingungkan," papar Howard seperi dilansir dari The Guardian.
Plutarch, sejarawan Yunani lainnya, turut terpesona oleh pertanyaan ini. Baginya, dilema ayam dan telur adalah sebuah "masalah besar dan berat" yang memaksa para pemikir untuk merenungkan pertanyaan mendasar tentang asal-usul alam semesta.
Apakah dunia memiliki awal? Apakah dunia akan berakhir? Pertanyaan-pertanyaan ini, yang mungkin terdengar sangat modern, ternyata sudah muncul sejak zaman kuno.
Selama berabad-abad, pertanyaan ayam atau telur lebih banyak dibahas dalam ranah filsafat. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya biologi dan geologi, kita mulai memiliki pemahaman yang lebih baik tentang asal-usul kehidupan.
Teori evolusi, yang dikemukakan oleh Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace, memberikan kita sebuah kerangka kerja untuk memahami bagaimana spesies berevolusi dari waktu ke waktu.
Pemenang mutlak
Jika kita mendefinisikan "telur" sebagai sebuah wadah keras yang melindungi embrio hewan, maka jawabannya sudah sangat jelas: telur muncul jauh sebelum ayam.
Burung, termasuk ayam, hanyalah salah satu dari banyak kelompok hewan yang bertelur. Fosil-fosil menunjukkan bahwa telur bercangkang keras telah ada sejak zaman dinosaurus, ratusan juta tahun lalu.
Penelitian DNA dan bukti arkeologi menunjukkan bahwa ayam modern yang kita kenal saat ini baru muncul sekitar 10.000 tahun yang lalu. Ini artinya, telur telah ada di Bumi selama jutaan tahun sebelum ayam pertama kali berkokok.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Bagaimana Orang Kuno Mencuci Rambut Sebelum Sampo
Bahkan, beberapa kelompok dinosaurus, seperti sauropoda (dinosaurus berleher panjang), diperkirakan telah bertelur sekitar 195 juta tahun lalu. Sementara itu, nenek moyang langsung burung modern mulai bertelur sekitar 160 juta tahun yang lalu.
Untuk itulah Howard dengan yakin menjelaskan, "Telur, hampir 200 juta tahun dan terus bertambah, jauh lebih tua dari ayam, yang paling banyak berusia sekitar 0,01 juta tahun."
Pertanyaan selanjutnya tentang tabung telur
Hanya saja, jawaban di atas mungkin dirasa terlalu sederhana. Untuk itulah, Howard kemudian memaparkan sebuah kisah evolusi yang jauh lebih kompleks dan menarik tentang organ yang menghasilkan telur: tabung telur.
Tabung telur, bukan ayam, adalah struktur biologis yang bertanggung jawab atas bentuk dan fungsi telur yang kita kenal saat ini. Organ ini hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran di seluruh kerajaan hewan, masing-masing dengan adaptasi unik untuk memastikan kelangsungan hidup keturunannya.
Tabung telur bukanlah sekadar saluran sederhana. Organ ini telah berevolusi menjadi berbagai bentuk yang menakjubkan, masing-masing dengan fungsi khusus. Beberapa contohnya antara lain:
* Tabung telur penghasil susu: Beberapa jenis lalat memiliki tabung telur yang menghasilkan sekresi mirip susu untuk memberi nutrisi pada embrio.* Tabung telur penghasil lem: Kutu kepala memiliki tabung telur yang menghasilkan lem kuat untuk menempelkan telur pada rambut manusia.* Tabung telur arena pertarungan: Beberapa jenis hiu memiliki tabung telur di mana embrio saling bertarung hingga hanya satu yang bertahan hidup.* Tabung telur dengan plasenta: Beberapa mamalia memiliki tabung telur yang dilengkapi dengan plasenta untuk memberi nutrisi pada embrio.* Tabung telur dengan vagina berpasangan: Marsupial memiliki tabung telur yang terhubung dengan vagina berpasangan.
Perjalanan ajaib sebuah telur
Pernahkah Anda memperhatikan telur ayam dengan saksama? Di balik cangkang kerasnya, tersimpan sebuah keajaiban biologis yang luar biasa. Setiap telur yang kita nikmati untuk sarapan pagi adalah hasil dari proses yang rumit dan penuh keajaiban di dalam tubuh ayam.
Perjalanan sebuah telur dimulai dari sebuah gumpalan kecil yang lengket dan berlendir di dalam ovarium ayam. Gumpalan inilah yang kemudian akan berkembang menjadi telur yang kita kenal. Saat gumpalan ini bergerak melalui tabung telur, ia mengalami transformasi yang menakjubkan seperti akan diuraikan berikut ini.
Baca Juga: Peneliti Kelautan Melacak Telur Ikan Kerapu Nassau yang Terancam Punah
Telur dirawat oleh kelenjar di dinding tabung telur yang menyemprotkan berbagai bahan kimia ke telur, hampir seolah-olah itu adalah kendaraan yang melewati tempat cuci mobil.
Beberapa nosel menyemprotkan lapisan berbusa kaya kalsium yang mengeras menjadi cangkang. Beberapa menyemprotkan tanda-tanda kecil seperti pensil pada cangkang telur; yang lain melukis konstelasi titik dan bintik.
Pada beberapa burung, telur dapat dibuat dalam segala macam warna biru dan hijau oleh nosel kecil ini. Telur burung hitam (yang diletakkan pada musim semi dan awal musim panas di semak dekat Anda) terlihat hampir seperti diukir dari batu giok.
Bahkan ada pori-pori di dinding tabung telur ayam yang mengeluarkan lapisan lilin ke cangkang luar telur, untuk melindunginya dari mikroba. Baru kemudian telur dikirimkan, seperti sebuah mobil eksekutif yang mengkilap di halaman showroom, dipoles dan siap digunakan.
Penemuan-penemuan mengejutkan
Para ilmuwan telah menemukan fosil berbentuk bola kecil, berukuran hanya sekitar satu milimeter, tersembunyi di dalam lapisan dasar laut purba. Fosil-fosil ini diperkirakan berusia sekitar 600 juta tahun.
Hal yang mengejutkan adalah beberapa di antaranya tampak sangat utuh, bahkan masih terlihat adanya sel-sel primitif di dalamnya yang sedang membelah diri—proses awal terbentuknya kehidupan baru.
Sayangnya, kita belum bisa dengan pasti menentukan jenis hewan apa yang menetas dari telur-telur purba ini. Beberapa ahli berpendapat bahwa mereka mungkin adalah cacing laut primitif, sementara yang lain meyakini bahwa itu adalah ubur-ubur.
Namun, yang pasti adalah telur-telur ini berasal dari periode Ediacaran, jauh sebelum munculnya hewan-hewan yang kita kenal sekarang.
Bayangkan saja, 100 juta tahun sebelum ayam pertama berkokok, telur-telur ini sudah ada. "Pada zaman itu, kehidupan di Bumi masih sangat sederhana. Gagasan tentang makhluk berkaki dua seperti ayam dengan bulu dan paruh tentu saja sangat jauh dari kenyataan," ungkap Howard.
Sudah merasa kagum atau terkejut? Tahan dulu pendapat Anda. Sebab, Howard kemudian memaparkan fakta yang lebih mengejutkan, tentu saja masih seputar telur.
Baca Juga: Analisis Kulit Telur Dinosaurus Mengungkap Nenek Moyang Ayam
Jika kita memperluas perdebatan klasik "ayam atau telur", dan memasukkan komponen paling dasar dari reproduksi seksual, yaitu sel kelamin (gamet) seperti sel telur dan sperma, maka kita akan menemukan bahwa telur jauh lebih tua dari yang pernah kita bayangkan.
Bukti-bukti ilmiah menunjukkan bahwa kesamaan dasar dalam proses reproduksi seksual pada berbagai makhluk hidup, mulai dari alga hingga hewan, mengindikasikan bahwa mekanisme dasar reproduksi seksual, termasuk pembentukan sel telur dan sperma, telah berevolusi sekitar 1 miliar tahun yang lalu.
Bayangkan sebuah dunia di mana kehidupan masih sangat sederhana. Makhluk hidup pada masa itu, yang sebagian besar berupa organisme bersel tunggal, bereproduksi dengan cara membelah diri atau dengan cara yang lebih sederhana.
Namun, sekitar 1 miliar tahun lalu, muncullah sebuah inovasi evolusioner yang revolusioner: reproduksi seksual. Proses ini melibatkan penyatuan dua sel kelamin, yaitu sel telur dan sperma, untuk menghasilkan individu baru.
"Ini membawa kita pada kesimpulan bahwa ada telur dan sperma di planet ini jauh sebelum hewan seperti yang kita kenal sekarang berevolusi. Ini adalah waktu yang sangat, sangat lama, sebelum tabung telur," jelas Howard.
"Jadi, dalam paradoks besar milenium terakhir ini, telur lah jawabannya. Selalu telur. Telur lebih tua dari ayam," tegas Howard tentang jawaban yang akan selalu dia berikan terkait pertanyaan apa yang lebih dahulu, ayam atau telur.