Mungkinkah Paris 2024 akan Menjadi Olimpiade Paling Ramah Lingkungan?

By Ade S, Minggu, 28 Juli 2024 | 18:03 WIB
Mampukah Olimpiade Paris 2024 mewujudkan komitmen ramah lingkungannya? Eksplorasi upaya-upaya inovatif mereka! (olympics.com)

Nationalgeographic.co.idOlimpiade, ajang olahraga terbesar dunia, seringkali dikaitkan dengan pembangunan infrastruktur besar-besaran dan konsumsi energi yang tinggi.

Namun, Paris 2024 berambisi mengubah pandangan tersebut. Dengan mengusung konsep keberlanjutan, kota ini bertekad menyelenggarakan Olimpiade paling ramah lingkungan dalam sejarah.

Bayangkan sebuah Olimpiade di mana medali terbuat dari bahan daur ulang, lokasi pertandingan didominasi oleh bangunan yang sudah ada, dan transportasi publik menjadi tulang punggung mobilitas atlet dan penonton. Itulah gambaran yang coba digambarkan oleh panitia penyelenggara Paris 2024.

Mungkinkah sebuah acara sebesar Olimpiade benar-benar bisa dilaksanakan tanpa meninggalkan jejak karbon yang signifikan? Pertanyaan inilah yang menjadi tantangan utama bagi Paris 2024.

Untuk mengetahui jawabannya, mari kita telusuri lebih dalam berbagai inisiatif yang telah dan sedang dilakukan oleh panitia penyelenggara Paris 2024. Artikel ini akan mengupas tuntas upaya mereka dalam mewujudkan Olimpiade paling ramah lingkungan, serta tantangan yang harus dihadapi.

Impian jadi Olimpiade paling ramah lingkungan dalam sejarah

Olimpiade Paris 2024 bukan sekadar ajang olahraga terbesar dunia, tetapi juga menjadi sebuah pernyataan berani tentang masa depan planet kita. Dengan inovasi yang mengagumkan, penyelenggara berkomitmen untuk menggelar Olimpiade paling ramah lingkungan dalam sejarah.

Bayangkan medali yang berkilau, terbuat dari besi bekas hasil renovasi ikonik Menara Eiffel. Atau, kursi stadion yang nyaman, namun terbuat dari plastik daur ulang. Inilah wujud nyata dari komitmen Paris 2024 untuk mengurangi jejak karbon.

Desakan untuk bertindak semakin mendesak. Para ilmuwan telah memperingatkan tentang peningkatan risiko panas ekstrem akibat perubahan iklim yang dapat mengancam kesehatan para atlet dan masyarakat luas. Paris 2024 menjawab tantangan ini dengan ambisius.

"Dibandingkan dengan Olimpiade Musim Panas London dan Rio, Paris 2024 bertekad untuk mengurangi emisi karbon hingga setengahnya," papar Virginia Furness di laman Reuters.

Bagaimana caranya? Mari kita telusuri lebih dalam.

Baca Juga: Kenapa Atlet Olimpiade dalam Peradaban Yunani Kuno Bertelanjang Bulat?

Konstruksi berkelanjutan

Mengingat nasib stadion Olimpiade seperti Pusat Akuatik Olimpiade Rio yang terbengkalai setelah pertandingan menjadi simbol kemewahan yang sia-sia, Paris 2024 berkomitmen untuk berbeda.

Berbeda dengan Olimpiade lain, Paris 2024 berkomitmen untuk meminimalisir pembangunan baru. Hampir seluruh tempat pertandingan memanfaatkan lokasi yang sudah ada atau bersifat sementara, seringkali yang memanfaatkan landmark terkenal kota Paris.

Untuk mewujudkan misinya menjadi Olimpiade ramah lingkungan, panitia penyelenggara berupaya bahwa penggantian beton dengan material konstruksi yang ramah lingkungan, seperti kayu, termasuk kayu yang bersumber secara berkelanjutan, akan mengurangi emisi Olympic Village hingga sepertiga dibandingkan dengan pembangunan biasa.

Infrastruktur permanen memang menyumbang 73% dari total emisi karbon yang diperkirakan mencapai hampir setengah juta metrik ton yang dihasilkan oleh Olimpiade selama persiapan Olimpiade, dari 2 ribu 18 hingga 2 ribu 23.

"Tak hanya itu, 11.000 kursi di dua arena khusus untuk Paris 2024 terbuat dari plastik daur ulang," terang Furness.

Transportasi ramah lingkungan

Tak hanya dari sisi konstruksi, transportasi rendah karbon diperkirakan menjadi salah satu sumber emisi terbesar selama Olimpiade, namun emisi yang dihasilkan oleh penonton yang melakukan perjalanan menuju Olimpiade belum teratasi.

Untuk mengatasi emisi dari transportasi rendah karbon, panitia penyelenggara berupaya akan menggunakan kendaraan rendah karbon untuk mengangkut atlet dan pengunjung resmi serta memastikan semua lokasi pertandingan dapat diakses dengan sepeda, berjalan kaki, atau transportasi umum.

Namun, Paris belum mengatasi emisi yang dihasilkan oleh penonton yang melakukan perjalanan menuju Olimpiade.

"Emisi tersebut mencapai hampir sepertiga (28%) dari total 3,3 juta metrik ton karbon yang dilepaskan oleh Olimpiade London 2012," jelas Furness.

Baca Juga: Olympia, Tempat Berlangsungnya Olimpiade dalam Sejarah Dunia Kuno

Bersinar dengan energi matahari

Dalam upaya mewujudkan Olimpiade yang ramah lingkungan, Paris 2024 telah mengambil langkah signifikan dengan mengadopsi energi terbarukan sebagai sumber utama daya listrik untuk semua lokasi pertandingan.

Berbeda dengan kebanyakan acara olahraga besar yang mengandalkan generator bertenaga diesel, Paris 2024 memilih untuk memanfaatkan jaringan listrik yang sudah ada dan dipasok oleh sumber energi bersih.

"Untuk mencapai tujuan ini, telah dipasang panel surya seluas 5.000 meter persegi di atap Pusat Akuatik dan Olympic Village, ungkap Furness.

Selain itu, sebuah inovasi menarik lainnya adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga surya terapung seluas 400 meter persegi di Sungai Seine. Pembangkit listrik unik ini tidak hanya menghasilkan energi bersih, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

Tidak hanya mengandalkan energi matahari, Paris 2024 juga memanfaatkan sumber daya alam lainnya.  Olimpiade, misalnya, dilengkapi dengan sistem pendingin yang mengambil air dari bawah tanah. Dengan cara ini, kebutuhan akan pendingin udara konvensional yang boros energi dapat dikurangi secara signifikan.

Untuk memastikan bahwa energi yang digunakan selama Olimpiade benar-benar berasal dari sumber terbarukan, perusahaan utilitas negara, EDF, telah memberikan jaminan asal.

Ini berarti bahwa energi yang dikonsumsi oleh Olimpiade dapat dilacak kembali ke enam lokasi produksi energi angin dan dua lokasi produksi tenaga surya di Prancis.

Kompensasi Karbon

Olimpiade Paris 2024, yang digadang-gadang sebagai perhelatan olahraga paling ramah lingkungan, telah mengambil langkah konkret untuk mengimbangi emisi karbon yang tak terhindarkan, terutama dari perjalanan udara para penonton.

Panitia penyelenggara telah mengalokasikan dana untuk membeli 1,3 juta kredit karbon. Setiap kredit ini mewakili satu ton emisi yang dikurangi atau dihilangkan di tempat lain di dunia.

Misalnya, dana ini digunakan untuk mendukung proyek-proyek pelestarian hutan di Kenya dan Guatemala, serta meningkatkan akses masyarakat di beberapa negara Afrika terhadap energi bersih untuk memasak.

Selain itu, Paris 2024 juga menginvestasikan 600.000 euro (sekitar Rp10,6 miliar) untuk empat proyek kehutanan di Prancis untuk menyerap 14.500 ton gas rumah kaca. Tujuannya jelas: menyerap jutaan ton gas rumah kaca dan sekaligus mendukung ekosistem lokal.

Meskipun upaya kompensasi karbon ini patut diapresiasi, penting untuk diingat bahwa mekanisme ini seringkali menjadi perdebatan. Beberapa proyek penghasil kredit karbon telah dipertanyakan kredibilitasnya, dengan tuduhan adanya klaim palsu mengenai manfaat yang diberikan.

Awalnya, Paris 2024 dengan ambisius mendeklarasikan diri sebagai Olimpiade pertama yang memiliki dampak positif terhadap iklim. "Namun, klaim ini kemudian diubah menjadi komitmen yang lebih moderat, yaitu mengurangi dampak iklim dan mendukung proyek-proyek iklim," tutup Furness.

Paris 2024 telah menunjukkan bahwa Olimpiade dapat menjadi pendorong perubahan positif menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Meski tantangan masih ada, semangat inovasi dan komitmen terhadap lingkungan yang ditunjukkan oleh panitia penyelenggara patut diapresiasi.