Nationalgeographic.co.id—Dalam lipatan sejarah Yunani yang kuno, terukir kisah Arrichion, sang juara Pankration yang tak terlupakan.
Di medan Olimpiade, di mana keberanian dan kekuatan diuji hingga batas paling ekstrem, Arrichion mengukir namanya dengan tinta emas.
Namun, tak satu pun kemenangan yang lebih membingungkan dan memukau daripada saat ketika mahkota juara diletakkan di atas kepalanya yang tak lagi bernyawa.
Artikel ini akan mengulas secara lengkap Pankration mulai dari sejarah hingga aturan pertandingannya yang justru nyaris tanpa aturan sama sekali.
Selain itu, artikel ini juga akan mengulas tragedi yang menimpa Arrichion, termasuk penjelasan tentang kematiannya.
Sejarah Pankration
Acara “berat” dalam Olimpiade Kuno terdiri dari tiga cabang olahraga bela diri, tinju, gulat, dan pankration. Namun, hingga tahun 648 SM, hanya ada tinju dan gulat dalam golongan acara berat tersebut.
Baru pada tahun 648 SM, lahir pankration yang merupakan gabungan dari tinju dan gulat. Terciptalah bentuk pertarungan tangan kosong tanpa aturan yang paling mendekati, yang saat ini lebih dikenal dengan Mixed Martial Arts (MMA).
Sebelum penggabungan tersebut, seperti dilansir dari The Collector, banyak yang percaya bahwa pankration merupakan olahraga kompetitif kemungkinan berasal dari aplikasi militernya yang jelas. Apalagi banyak Pankratiast yang juga adalah tentara.
Pankration sangat populer di kalangan Spartan, yang memperbolehkan menggigit dan mencolok mata dalam kompetisi antar kota, mungkin karena itu merupakan bagian dari pelatihan tempur umum mereka.
Secara historis, Pankration berkembang melalui dua tahap berbeda dalam sejarahnya: Ano Pankration (Pankration Atas) dan Kato Pankration (Pankration Bawah).
Baca Juga: Hukum Drakon Yunani Kuno: Pria yang Menggoda Istri Orang Lain Boleh Dibunuh
KOMENTAR