Nationalgeographic.co.id—Ada kalanya, sejarah yang dicatat orang terdahulu dianggap mitos atau legenda karena tiada bukti. Begitu buktinya ada, kita kembali menyebutnya sebagai bagian dari sejarah.
Setidaknya, inilah yang terjadi pada Terusan Xerxes yang hari ini berada di Nea Roda, Yunani. Kanal itu menghubungkan dua sisi semenanjung Athos. Keberadaannya pernah disebutkan Herodotus (484–425 SM) dalam Historia tentang Xerxes pada buku nomor 7.
Hanya saja, Terusan Xerxes tidak selalu ada. Peninggalan yang menjadi jejak kekuasaan Kekaisaran Persia di atas negeri Yunani kuno ini perlahan menghilang. Sampai saat ini, hanya ada jejak geografisnya di Nea Roda yang perlahan-lahan terkubur.
Karena keberadaannya yang hilang, Herodotus diragukan. Memang, dia kenal sebagai "Bapak Sejarah" sekaligus "Bapak Kebohongan", karena tulisan sejarahnya memuat banyak fabrikasi yang berbohong. Salah satunya, yang awalnya dikira kebohongan, adalah Terusan Xerxes ini.
Dalam deskripsi Herodotus, Kanal Xerxes ini dibangun oleh armada Kekaisaran Persia sebagai upaya tercepat mengitari Gunung Athos. Proyek ini sendiri diusung oleh Xerxes I (519–465 SM) yang memakan waktu tiga tahun dari 483 hingga 480 SM.
Demi menggarap terusan ini, Herodotus menulis, "orang dari berbagai negara yang membentuk pasukan dikirim secara bergiliran ke Athos". Rombongan itu dikirim menjadi armada trireme di Elaeus. Mereka bekerja memotong daratan dengan bayang-bayang cambukkan dari mandornya.
Penanggung jawab proyek ini adalah Bubares putra Megabazus dan Artakaes putra Artaeus. Supaya cepat selesai, tenaga penduduk asli Athos pun dipaksa turut serta.
Herodotus bahkan menjelaskan cara pemotongan dataran genting yang menjadi Terusan Xerxes itu. Sebelum penggalian, garis ditarik dari utara ke selatan, lalu dibagi jarak di tengah garis. Garis ini kemudian digali sampai kedalaman tertentu. Pengangkutan tanah dilakukan secara estafet dari dasar hingga permukaan.
Terusan ini sangat penting bagi Xerxes I yang berencana menginvasi Yunani kuno. Terusan Xerxes mungkin menjadi jalur yang memobilisasi pasukan dalam Pertempuran Salamis dan Thermopilai yang melegenda.
Kembalinya Terusan Xerxes
2.500 tahun dari kampanye militer Kekaisaran Persia atas negara-negara kota Yunani itu, Terusan Xerxes dimakan zaman. Selama bertahun-tahun, para sejarawan memperdebatkan kebenarannya yang digali untuk mempertemukan dua pantai.
Baca Juga: Xerxes I, Tiran Pembawa Kehancuran bagi Kekaisaran Persia Akhemeniyah
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR