Pada 1991, terusan ini ditemukan oleh para arkeolog University of Leed yang dipimpin Ben Isserlin. Mereka menyelidiki lokasi ini selama setahun, dan dipublikasikan di jurnal Annual of the British School at Athens dengan makalah bertajuk "The canal of Xerxes on the Mount Athos peninsula: preliminary investigations in 1991–2".
Terusan Xerxes membentang sekitar 100 kaki di permukan dan muat untuk dilalui dua kapal perang. Bagian tepinya miring ke dalam dengan lebar sekitar 45 kaki di permukaan dan 50 kaki di bawah.
Diperkirakan, terusan ini hanya berumur singkat setelah dilalui armada besar Kekaisaran Persia. Sedimentasi membuat Terusan Xerxes terkubur dalam lumpur dan aluvium selama berabad-abad. Jejaknya masih ditemukan sebagai sarana militer, manajemen tenaga kerja, dan pembangunan yang melibatkan teknik sipil yang luar biasa.
Kemudian, sebuah tim arkeolog dari Inggris dan Yunani memetakan Terusan Xerxes untuk merinci dimensi dan arahnya pada 2001. Laporan mereka dipublikasikan dalam makalah bertajuk "2-D velocity structure of the buried ancient canal of Xerxes: an application of seismic methods in archaeology" di Journal of Applied Geophysics.
Berdasarkan pemetaan, struktur terusan ini dibangun dengan keterampilan teknik yang telah diketahui oleh Kekaisaran Persia, bahkan sebelum Xerxes. Melansir New York Times edisi 2001, ahli sejarah kuno Maria Brosius dari University of Newcastle Upon Tyne mengatakan "Kemampuan untuk membangun struktur seperti itu dapat ditelusuri hingga ke akar-akarnya di Babilonia dan Asiria".
Diyakini, konstruksi seperti ini merupakan manajemen teknik yang sangat dikenal di Timur Tengah. Oleh karena itu, dalam penjelasan Herodotus, bahwa Xerxes I merekrut orang Fenisia sebagai insinyur di berbagai sektor penting terusan.
Sayangnya, upaya Xerxes I membangun terusan ini tidak menghasilkan kemenangan. Armada Kekaisaran Persia harus kalah pada Pertempuran Salamis yang disaksikan langsung oleh Xerxes I sendiri.
"Kalau dipikir-pikir lagi," catat Herodotus. "aku menyimpulkan bahwa Xerxes menggali kanal itu hanya sebuah kepura-puraan belaka—dia ingin menunjukkan kekuatannya dan meninggalkan sesuatu yang bisa dikenang."
"Tidak akan ada kesulitan sama sekali untuk mengangkut kapal-kapal melintasi tanah genting melalui darat, namun ia memerintahkan pembangunan saluran laut yang cukup luas untuk mendayung dua kapal sejajar."
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR