Boehmer dan Bassenge kemudian meninggalkan Prancis. Mereka mencoba menjual kalung ini kepada para bangsawan kaya dan keluarga kerajaan di luar Prancis. Namun, karena harganya sangat tinggi, mereka pun tidak berhasil menjualnya.
Pendeta dan penipu
Jeanne de la Motte, yang merupakan keturunan bangsawan Prancis melalui keluarga Valois, tidak memiliki sifat bangsawan. Terus terang, dia adalah istri muda seorang penipu. Pada tahun 1784, dia bertemu dengan Kardinal de Rohan. Dia adalah pendeta berpangkat tinggi dan juga seorang diplomat.
Hubungan Rohan dengan Ratu Marie Antoinette tidak populer di istana. Hal itu mengakibatkan hambatan bagi ambisinya di dunia politik. Dia sangat ingin memenangkan hati Marie Antoinette, namun tidak berhasil.
Jeanne meyakinkan Rohan bahwa dia adalah agen Ratu Marie Antoinette. Karena ingin memenangkan kepercayaan sang ratu, dia biasa menulis surat-surat sederhana kepada Antoinette. Dia ingin mengungkapkan pengabdian dan kesetiaannya terhadap kerajaan dan ratu. Rohan mengira dia menerima balasan dari sang ratu. Namun rupanya surat balasan tersebut dipalsukan oleh Jeanne atau suaminya.
Balasan surat itu begitu rendah hati dan penuh kasih sayang sehingga Rohan yakin bahwa Marie Antoinette sedang jatuh cinta. Rohan meminta Jeanne untuk mengatur pertemuan rahasia antara dirinya dan Marie. Jeanne menanggapi dengan positif dan mengatur pertemuan malam hari dengan seorang pelacur Paris, yang mirip dengan Ratu.
Penipuan perhiasan berlian
Tak lama kemudian, Jeanne de la Motte menjadi anggota masyarakat kelas atas, dengan meminjam sejumlah besar uang dari Rohan. Bukan hanya Rohan, tetapi juga banyak orang lain yang mulai percaya bahwa Jeanne benar-benar wakil dari Ratu Marie Antoinette. Dan di antara semua orang itu, para pembuat perhiasan berlian, Bassenge dan Boehmer, juga memercayai Jeanne.
Pada akhir tahun 1784, para penjual perhiasan Paris menghubungi Jeanne. Mereka memintanya untuk meyakinkan sang ratu agar membeli kalung itu. Jeanne dan suaminya yang penipu tidak dapat menolak kesempatan itu dan menyetujuinya.
Jeanne kemudian memalsukan beberapa dokumen palsu dan meyakinkan Kardinal de Rohan untuk membeli kalung itu atas nama Ratu Marie. Harga kalung berlian tersebut adalah 1,6 juta livre (sekitar 195,4 juta rupiah dalam nilai uang saat ini).
Dokumen palsu tersebut mengeklaim bahwa jumlah tersebut akan dibayarkan dengan cicilan. Kalung tersebut kemudian dibeli oleh Rohan. Para penjual perhiasan diperintahkan untuk menyerahkan kalung tersebut kepada Jeanne dan suaminya.
Namun, saat itulah Rohan atau orang lain terakhir kali melihat kalung tersebut. Berlian dan emasnya dipotong dan dijual di pasar gelap London dan Paris oleh Jeanne dan suaminya.