Nationalgeographic.co.id—Kisah tentang Marie Antoinette seakan tidak ada habisnya. Salah satu kisah yang terkenal adalah tentang Ratu Prancis abad ke-18 dan skandal kalung berlian. Konon kalung berlian itu sebenarnya tidak pernah menjadi miliknya. Meskipun kisah ini tampak sangat aneh hingga seperti fiksi, semuanya nyata. Skandal kalung berlian tersebut akhirnya menjadi alasan eksekusinya.
Fakta yang paling mengejutkan adalah bahwa Marie Antoinette tidak menyadari penipuan ini, yang dilakukan di bawah hidungnya. Para penipu menggunakan nama Marie Antoinette untuk menyalahkannya. Namun dalam kasus ini, dia tidak bersalah.
Kehebohan mengenai kalung
Kalung berlian tersebut dibuat oleh para ahli perhiasan Paris, Bassenge dan Boehmer, dan terdiri dari 647 berlian. Ada berbagai karat berlian dengan berbagai ukuran dan bentuk untuk membuat kalung tersebut terlihat lebih menarik.
“Kalung tersebut dianggap sebagai perhiasan termahal di seluruh Prancis,” tulis Bipin Dimri di laman Ancient Origins. Kalung berlian tersebut dipesan oleh Louis XV untuk diberikan sebagai hadiah untuk gundiknya, Madame du Barry.
Namun, sang raja meninggal setahun setelah memesan perhiasan tersebut. Kalung itu belum rampung ketika Louis XV meninggal dan tidak diharapkan akan selesai dalam waktu dekat.
Sang pembuat kalung hampir bangkrut karena harus mengumpulkan berlian, merakitnya, dan menyelesaikannya. Ketika selesai, para pembuatnya ingin menjual kalung ini untuk menutupi biaya produksi. Namun, karena biayanya sangat tinggi, satu-satunya pembeli potensial adalah keluarga Kerajaan Prancis.
Hadiah untuk Marie Antoinette
Pada tahun 1778, para pembuat perhiasan berlian yang sempurna ini mendatangi Louis XVI. Mereka menawarkan kalung itu untuk Marie Antoinette. Sang ratu melihat kalung itu, mencobanya, dan menunjukkan minatnya.
Namun, penjualan tidak terlaksana karena harga yang diminta terlalu tinggi bahkan untuk seorang Raja Prancis. Sebaliknya, Marie Antoinette merasa mereka harus menggunakan uang itu untuk membeli beberapa kapal perang bagi kerajaan.
Baca Juga: Benarkah Hobi Belanja Ratu Prancis Marie Antoinette Memicu Revolusi?
Boehmer dan Bassenge kemudian meninggalkan Prancis. Mereka mencoba menjual kalung ini kepada para bangsawan kaya dan keluarga kerajaan di luar Prancis. Namun, karena harganya sangat tinggi, mereka pun tidak berhasil menjualnya.
Pendeta dan penipu
Jeanne de la Motte, yang merupakan keturunan bangsawan Prancis melalui keluarga Valois, tidak memiliki sifat bangsawan. Terus terang, dia adalah istri muda seorang penipu. Pada tahun 1784, dia bertemu dengan Kardinal de Rohan. Dia adalah pendeta berpangkat tinggi dan juga seorang diplomat.
Hubungan Rohan dengan Ratu Marie Antoinette tidak populer di istana. Hal itu mengakibatkan hambatan bagi ambisinya di dunia politik. Dia sangat ingin memenangkan hati Marie Antoinette, namun tidak berhasil.
Jeanne meyakinkan Rohan bahwa dia adalah agen Ratu Marie Antoinette. Karena ingin memenangkan kepercayaan sang ratu, dia biasa menulis surat-surat sederhana kepada Antoinette. Dia ingin mengungkapkan pengabdian dan kesetiaannya terhadap kerajaan dan ratu. Rohan mengira dia menerima balasan dari sang ratu. Namun rupanya surat balasan tersebut dipalsukan oleh Jeanne atau suaminya.
Balasan surat itu begitu rendah hati dan penuh kasih sayang sehingga Rohan yakin bahwa Marie Antoinette sedang jatuh cinta. Rohan meminta Jeanne untuk mengatur pertemuan rahasia antara dirinya dan Marie. Jeanne menanggapi dengan positif dan mengatur pertemuan malam hari dengan seorang pelacur Paris, yang mirip dengan Ratu.
Penipuan perhiasan berlian
Tak lama kemudian, Jeanne de la Motte menjadi anggota masyarakat kelas atas, dengan meminjam sejumlah besar uang dari Rohan. Bukan hanya Rohan, tetapi juga banyak orang lain yang mulai percaya bahwa Jeanne benar-benar wakil dari Ratu Marie Antoinette. Dan di antara semua orang itu, para pembuat perhiasan berlian, Bassenge dan Boehmer, juga memercayai Jeanne.
Pada akhir tahun 1784, para penjual perhiasan Paris menghubungi Jeanne. Mereka memintanya untuk meyakinkan sang ratu agar membeli kalung itu. Jeanne dan suaminya yang penipu tidak dapat menolak kesempatan itu dan menyetujuinya.
Jeanne kemudian memalsukan beberapa dokumen palsu dan meyakinkan Kardinal de Rohan untuk membeli kalung itu atas nama Ratu Marie. Harga kalung berlian tersebut adalah 1,6 juta livre (sekitar 195,4 juta rupiah dalam nilai uang saat ini).
Dokumen palsu tersebut mengeklaim bahwa jumlah tersebut akan dibayarkan dengan cicilan. Kalung tersebut kemudian dibeli oleh Rohan. Para penjual perhiasan diperintahkan untuk menyerahkan kalung tersebut kepada Jeanne dan suaminya.
Namun, saat itulah Rohan atau orang lain terakhir kali melihat kalung tersebut. Berlian dan emasnya dipotong dan dijual di pasar gelap London dan Paris oleh Jeanne dan suaminya.
Penipuan terbongkar
Hal-hal tersebut terungkap ketika kardinal gagal melakukan pembayaran pertama untuk kalung berlian tersebut. Ia juga tidak dapat mengembalikan kalung tersebut. Para pembuat kalung berlian tersebut kemudian bertemu dengan Marie Antoinette untuk mengajukan pengaduan terhadap penipuan ini. Namun, sang ratu mengaku tidak mengetahui seluruh kejadian tersebut. Ia bahkan tidak pernah mendengar atau menerima kalung tersebut dari Rohan.
Para pelakunya segera ditangkap. Rohan, Jeanne, suaminya, pemalsu dokumen, pelacur, dan beberapa orang yang terlibat dalam skandal ini ditangkap. Jeanne dituduh sebagai dalangnya.
Kardinal de Rohan dibebaskan dari kejahatan dan diasingkan ke salah satu propertinya di Prancis Selatan. Pemalsu dan pelacur itu juga dibebaskan dan diasingkan. Pada kenyataannya semua pelaku lainnya, kecuali Jeanne, diasingkan atas perintah raja.
Jeanne dijatuhi hukuman dan dipenjara seumur hidup di penjara khusus pelacur bernama Salpetriere. Namun, dia melarikan diri dari penjara dengan menyamar sebagai anak laki-laki dan melarikan diri ke London. Pada tahun 1789, dia mengusulkan penipuan lain dengan merilis memoarnya dan menyalahkan Marie Antoinette atas seluruh penipuan tersebut.
Eksekusi Marie Antoinette
Louis XVI dan Marie Antoinette merasa khawatir dengan rencana baru Jeanne ini. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mengadilinya di depan umum untuk memulihkan kehormatan mereka. Namun, hal itu menjadi bumerang. Ratu pun kehilangan reputasinya di tengah kerajaan yang tengah goyah. Orang-orang percaya bahwa ratu berkomunikasi dengan Jeanne untuk membalas dendam pada Rohan, yang dianggap musuhnya.
Sebenarnya Marie Antoinette sama sekali tidak bersalah! Namun, insiden itu menyebabkan pembubaran rezim kuno dan memicu Revolusi Prancis. Dan korupsi rezim ini menyebabkan eksekusi ratu dengan guillotine.