Simbol Kebebasan, Rakyat Athena Rayakan Festival bagi Dewa Dionisos

By Sysilia Tanhati, Rabu, 31 Juli 2024 | 10:00 WIB
Dionisos merupakan salah satu dewa dalam mitologi Yunani. Selain Anthesteria, ada beberapa perayaan untuk menghormati Dionisos di Yunani Kuno, seperti City of Dionysia, Lenaia, dan Rural Dionysia. (Massimo Stanzione/Museo del Prado)

 

Nationalgeographic.co.id—Dionisos merupakan salah satu dewa dalam mitologi Yunani. Selain Anthesteria, ada beberapa perayaan untuk menghormati Dionisos di Yunani Kuno, seperti City of Dionysia, Lenaia, dan Rural Dionysia. Semua perayaan itu diadakan setiap tahun untuk menghormati sang dewa anggur mitologi Yunani itu.

Rangkaian perayaan di zaman keemasan Yunani kuno sangat ramai, terutama bagi penduduk Athena. Dionisos, dewa anggur, memberi orang Athena alasan yang bagus untuk melepaskan diri dari batasan sosial.

“Dalam festival Dionisos, rakyat Yunani kuno bisa menikmati apa yang biasanya dianggap tabu,” tulis Danielle Mackay di laman The Collector.

Perayaan Dionisos dan nilai pentingnya bagi masyarakat di era Yunani kuno

Bagi para peserta perayaan Dionisos, dewa tersebut adalah sang pembebas. Selama festival yang singkat itu, para wanita, budak, dan bahkan tahanan dapat merasakan kebebasan dan kemerdekaan. Padahal, dua hal tersebut biasanya hanya diperuntukkan bagi warga laki-laki Athena.

Inilah yang membuat Dionisos menjadi dewa yang sangat populer di Athena. Juga menjadi alasan mengapa orang-orang memujanya dengan sangat berlebihan.

Dewa Dionisos tidak hanya memberi mereka hadiah anggur yang dapat mengakhiri penderitaan. Ia juga memberi mereka kebebasan dari batasan-batasan sosial.

Ciri umum yang dimiliki oleh banyak festival Dionisos ini adalah merayakan perannya sebagai dewa anggur dan pemeliharaan anggur. Lebih jauh lagi, mereka semua berbagi panen. Entah itu minum dari hasil anggur yang paling nikmat dan membuat persembahan yang meriah.

Rakyat Yunani kuno juga berpartisipasi dalam prosesi falus untuk memohon berkat kesuburan dari dewa. Jadi, tema utama dari ritual-ritual ini adalah merayakan hadiah dewa untuk manusia, yaitu anggur.

City of Dionysia: Festival Dionisos di Athena

City of Dionysia atau Dionysia yang Lebih Besar (ta megala Dionysia), diadakan setiap tahun pada bulan Maret. Festival ini diselenggarakan untuk menghormati Dionisos Eleuthereus, nama kultus Athena untuk dewa tersebut.

Baca Juga: Selisik Anthesteria, Festival untuk Menghormati Dewa Dionisos

Dalam Descriptions of Greece, Pausanias menyatakan bahwa festival tersebut dimulai oleh seorang misionaris Dionysiac bernama Pegasos. Pengenalan City of Dionysia di Athena kemungkinan besar berkorelasi dengan penyebaran dan popularitas kultus Dionisos yang cepat sepanjang abad ke-6 SM.

Di atas segalanya, festival Dionisos ini memungkinkan penggulingan peran sosial tradisional bagi banyak penduduk kota. Perayaan dimulai pada awal musim pelayaran. Hal ini berarti bahwa banyak orang asing berada di kota tepat waktu untuk perayaan tersebut.

“Bahkan para budak dan tahanan dibebaskan selama festival berlangsung,” tambah Mackay.

Upacara City of Dionysia

Festival City of Dionysia dimulai dengan prosesi ritual patung kayu Dionisos yang disebut xoanon. Patung tersebut dibawa melalui jalan-jalan kota ke kuil dewa.

Para peserta prosesi mengikuti patung yang membawa lingga. Sementara itu, rombongan aktor yang mengikuti memerankan kembali kedatangan Dionisos yang legendaris di Athena.

Sesampainya di kuil Dionisos, para peserta festival mengambil bagian dalam pengurbanan ritual dan menyanyikan himne dan dithyramb untuk dewa. Di halaman kuil, seekor banteng dibawa masuk oleh prosesi ritual lain untuk dikurbankan kepada dewa.

Setelah itu, patung Dionisos dibawa kembali ke teater Dionisos dalam prosesi obor ke kota. Prosesi atau katagogia ini menandai dimulainya secara resmi festival City of Dionysia.

Lenaia: festival musim dingin

Festival Dionisos lainnya dalam kalender Athena adalah Lenaia. Festival ini berlangsung pada bulan Januari di musim dingin. Seperti City of Dionysia, festival ini disponsori pemerintah dan sebagian besar dihadiri oleh penduduk Athena.

Festival ini berlangsung di tempat pemujaan tempat suci Dionisos, di bagian bawah agora Athena. Seperti festival Dionisos lainnya, Lenaia juga mencakup prosesi. Prosesi ini dilakukan oleh archon Athena atau archon basileus dan epimeletai atau pejabat.

Baca Juga: Prometheus vs Zeus: Pertarungan Logika dalam Mitologi Yunani Kuno

Dionisos, dewa anggur dan ekstasi, memberi orang Athena alasan yang bagus untuk melepaskan diri dari batasan sosial. (Finoskov/CC BY-SA 4.0)

Perayaan ini menampilkan patung dewa yang dihiasi tanaman ivy, diikuti oleh sekelompok bacchant yang bersuka ria dan menari gembira. Tarian dan pesta pora ini, yang diikuti oleh peserta pria dan wanita, merupakan aspek penting dari festival.

Ritual sparagmos, pemotongan hewan kurban secara ritual, dilakukan setelah prosesi selesai. Sparagmos juga memiliki dasar dalam mitologi dewa, seperti banyak ritual Dionysiac lainnya.

Seperti festival Dionisos lainnya, Lenaia juga menampilkan nyanyian himne dan dithyramb, serta pertunjukan kontes dramatis. Banyak tragedi dan komedi populer dapat dinilai oleh panel pejabat. Panel ini akan menobatkan penulis drama komedi dan tragedi terbaik sebagai pemenang.

Rural Dionysia, festival Dionisos yang kurang dikenal

Rural Dionysia atau Dionysia ta kat’agrous, adalah serangkaian festival Dionisos yang lebih kecil. Festival ini dirayakan pada bulan Desember di seluruh Attica. Rural Dionysia ini jauh lebih tua dan menjadi contoh bagi apa yang kemudian menjadi City of Dionysia.

Selain itu, City of Dionysia, seiring berjalannya waktu, akan menjadi lebih besar dan lebih rumit daripada Rural Dionysia.

Rural Dionysia merupakan bagian dari rangkaian festival pemujaan Dionisos yang lebih besar di sekitar Athena. Perayaan ini memberikan kesempatan kepada penduduk pedesaan untuk merasakan apa yang dinikmati oleh para peserta festival di kota selama City of Dionysia.

Mitos dasar Rural Dionysia dicatat oleh penulis Latin Hyginus dalam karyanya Fabulae. Hyginus melaporkan bahwa di Eleutherai, Eleuther menolak untuk menerima pemujaan Dionisos di kotanya.

Sebagai balasannya, Dionisos membuat putrinya menjadi gila. Menanggapi putrinya yang menjadi gila, Eleuther menyerah. Ia menyelenggarakan festival untuk menghormati dewa tersebut dan pemujaan Dionisos di Eleutherai.

Seperti festival Dionisos lainnya, terdapat banyak ritual Dionysiac, kontes dramatis, dan upacara. Ritual yang paling mudah dikenali dari festival ini adalah prosesi falus. “Prosesi ini dilakukan untuk mendorong kesuburan benih yang ditabur di musim gugur,” ujar Mackay.

Peran wanita dalam festival Dionisos

Dalam konteks sosial Athena kuno, wanita biasanya dilarang mengambil bagian dalam kehidupan publik dan keagamaan. Kebanyakan wanita hanya bisa pergi ke tempat umum di bawah pengawasan langsung dari anggota keluarga laki-laki atau kyrios.

Meskipun demikian, wanita adalah peserta utama dalam festival Dionisos. Misalnya, Dionysia menampilkan ritual rahasia yang hanya dilakukan oleh wanita.

Wanita adalah peserta utama dalam festival Dionisos. Misalnya, Dionysia menampilkan ritual rahasia yang hanya dilakukan oleh wanita. (Public Domain)

Selain itu, ciri mencolok dari festival ini adalah keunggulan wanita dan peran penting yang mereka mainkan selama ritual. Dalam prosesi di City of Dionysia, kanephoroi atau ‘pembawa keranjang’ akan membawa keranjang berisi persembahan untuk dewa.

Selain itu, di Lenaia, para wanita ikut serta dalam prosesi sebagai bacchant. Terakhir, di Anthesteria, istri archon dan 14 wanita tua atau gerairai melakukan upacara pernikahan sakral.