Simpanse Tahu Jenis Tumbuhan Berkhasiat Penyembuh Luka dan Sakit

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 18 Agustus 2024 | 08:00 WIB
Seekor simpanse menggunakan serangga untuk mengobati luka di lekukan lengannya. Mereka juga memanfaatkan tumbuhan di hutan yang berkhasiat untuk menyembuhkan luka dan antibakteri. (Tobias Deschner/ Ozouga chimpanzee project)

Ternyata setelah dianalisis, 17 sampel tumbuhan tersebut mengungkap bahwa hampir 90 persen ekstraknya punya khasiat menghambat pertumbuhan bakteri. Sepertiga dari sampel juga punya sifat antiinflamasi alami yang dapat mengurangi rasa sakit dalam upaya penyembuhan.

"Simpanse yang makan pakis bisa menggunakan tangannya lagi [yang sebelumnya terluka] dalam beberapa hari berikutnya," terang Freymann, berdasarkan pengamatan pemulihan sepenuhnya.

Berdasarkan laporan mereka, 51 simpanse yang sakit, setelah mengonsumsi tumbuhan yang ada di daftar sampel, berhasil sembuh. Namun, dia juga menyarankan untuk berhati-hati dalam menafsirkan temuannya.

Kemungkinan, tidak bisa dibuktikan sepenuhnya bahwa salah satu sumber daya bisa menyembuhkan, melainkan sumber konsumsi lainnya juga dapat memengaruhi.

Dari 13 jenis tumbuhan, hanya 11 jenis di antaranya yang telah dimanfaatkan masyarakat tradisional setempat. Temuan ini memperkuat bahwa kemanjuran tumbuhan ini memang diketahui simpanse.

Pengetahuan primata akan tumbuhan pengobatan

Temuan Freymann dan lainnya bukanlah yang pertama mengenai kecerdasan primata dalam memanfaatkan tumbuh-tumbuhan untuk pengobatan.

Dalam laporan Mei 2024, orang utan di Sumatra punya kemampuan menggunakan tumbuhan tertentu untuk pengobatan luka.

“Makalah ini memberikan temuan baru yang penting tentang perilaku pengobatan sendiri pada simpanse liar,” terang Isabelle Laumer, ahli biologi di Max Planck Institute of Animal Behavior di Konstanz, yang meneliti orang utan ketika memberi tanggapan terkait studi simpanse di Science.

Para ilmuwan juga menyingkap bahwa orang utan di Kalimantan Timur sering mengonsumsi aneka tumbuhan yang punya khasiat herbal. Dari 59 jenis tumbuhan pakan orang utan di Bentang Alam Wehea-Kelay, ternyata 50 persen di antaranya telah dimanfaatkan oleh masyarakat tradisional sekitar.

"Jenis tumbuhan tersebut digunakan sebagai antiluka, antiinfeksi dan peradangan, suplemen, dan penggunaan lainnya," terang Irawan Wijaya Kusuma, profesor dan pengajar di Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman dalam laporan sebelumnya.

Lebih dari 95 persen DNA orang utan dan simpanse punya kemiripan dengan manusia. Temuan khasiat ragam tumbuhan hutan yang dimanfaatkan primata non-manusia dapat menjadi eksplorasi pemanfaatan untuk pengobatan manusia.

Alex Sumadijaya, peneliti Biosistematika dan Evolusi BRIN menuturkan dalam majalah National Geographic Indonesia edisi Juli 2024 bahwa ada banyak jenis tumbuhan di luar pulau Jawa yang belum tersingkap. Artinya, masih ada banyak potensi tumbuhan yang bisa dimanfaatkan manusia, terutama di bidang kesehatan.

Pemanfaatannya pun harus melibatkan konservasi. Ekosistem sehat dapat merawat kehidupan hajat hidup para satwa "cerdas" dan tumbuhan berkhasiat yang masih menyimpan misteri untuk menolong kehidupan manusia.