Sejarah Dunia: Kisah Tragis Harald Hardrada sang Viking Terakhir

By Tri Wahyu Prasetyo, Jumat, 2 Agustus 2024 | 16:00 WIB
Harald Hardrada disebut-sebut sebagai pemimpin terakhir Viking. Ia adalah raja sekaligus prajurit terhebat yang menakutkan. (Colin Smith)

Di sana, Harald diterima dengan baik oleh Pangeran Yaroslav dan mulai membangun kariernya sebagai tentara bayaran.

Selama hampir satu dekade, Harald berjuang di berbagai medan perang, termasuk di Kekaisaran Bizantium.

Pengalaman militernya yang luas dan keberaniannya dalam pertempuran membuatnya dihormati dan diakui sebagai seorang pemimpin yang tangguh. Pada tahun 1045, Harald kembali ke Skandinavia dengan kekayaan yang diperolehnya dari layanan militernya dan menikahi putri Yaroslav, Ellisiv.

Kembali ke Norwegia dan Perebutan Tahta

Setelah kembali ke Skandinavia, Harald bertemu dengan Svein Estridsson yang diasingkan dan Raja Anund Jacob dari Swedia di Sigtuna, Swedia.

Mereka membentuk aliansi dan mulai melakukan serangan terhadap musuh-musuh mereka. Pada tahun 1046, Harald berhasil mencapai kesepakatan dengan keponakannya, Magnus, untuk menjadi penguasa bersama Norwegia.

Namun, setelah kematian Magnus pada tahun 1047, Harald menjadi penguasa tunggal Norwegia.Meskipun berhasil menjadi Raja Norwegia, Harald tidak berhenti di situ.

Ambisinya untuk menguasai lebih banyak wilayah membawanya ke dalam konflik berkepanjangan dengan Svein Estridsson, yang telah menjadi Raja Denmark.

Perang antara Harald dan Svein berlangsung dari tahun 1047 hingga 1064, dengan Harald mendapatkan julukan "Hardrada" atau "Penguasa Keras" karena metode brutalnya dalam menjaga ketertiban di antara bawahannya.

Klaim atas Tahta Inggris

Fase terakhir dari kehidupan Harald dimulai pada tahun 1066 ketika Raja Inggris, Edward sang Pengaku, meninggal tanpa meninggalkan keturunan.

Baca Juga: Dosa Besar Budaya Populer: Gambarkan Viking Hanya Sebagai Mesin Perang