Sejarah Dunia: Kisah Tragis Harald Hardrada sang Viking Terakhir

By Tri Wahyu Prasetyo, Jumat, 2 Agustus 2024 | 16:00 WIB
Harald Hardrada disebut-sebut sebagai pemimpin terakhir Viking. Ia adalah raja sekaligus prajurit terhebat yang menakutkan. (Colin Smith)

Nationalgeographic.co.id—Harald Sigurdsson, yang lebih dikenal sebagai Harald Hardrada, adalah salah satu tokoh paling menarik dalam sejarah Viking.

Lahir pada tahun 1015, Harald menjalani kehidupan yang penuh dengan petualangan, peperangan, dan ambisi politik yang tak kenal lelah.

Perjalanan hidupnya yang penuh liku ini membuatnya dijuluki sebagai "Viking Terakhir" yang mencoba menaklukkan Inggris.

Awal Kehidupan dan Pertempuran Stiklestad

Harald lahir dari seorang kepala suku Norwegia bernama Sigurd Satyr. Kehidupan Harald sejak awal sudah dipenuhi dengan kekerasan dan peperangan.

Pengalaman pertama Harald dalam pertempuran terjadi pada Pertempuran Stiklestad tahun 1030. Pada saat itu, Harald bergabung dengan setengah saudaranya, Olaf Haraldsson, dalam upaya merebut kembali tahta Norwegia dari Cnut yang Agung.

Pertempuran ini berakhir dengan kekalahan telak bagi pasukan Olaf dan kematian Olaf di medan perang. Harald sendiri terluka parah dan harus melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya.

Menurut Cale Gressman, seorang penulis sejarah di laman The Collector, kekalahan ini menjadi awal dari karir Harald yang termasyhur.

“Insiden ini tidak hanya mewakili pengalaman pertama Harald dalam pertempuran, di mana ia beruntung dapat melarikan diri dengan selamat, tetapi juga merupakan sebuah gambaran tentang perjuangan politik dan dinasti di masa depan yang akan menjadi ciri khas kehidupannya,” jelas Cale.

Pengasingan dan Karier sebagai Tentara Bayaran

Setelah melarikan diri dari Norwegia, Harald menemukan perlindungan di rumah seorang petani yang baik hati. Setelah pulih dari luka-lukanya, Harald dan sekelompok kecil pengikutnya melakukan perjalanan ke timur menuju Kievan Rus pada tahun 1031.

Baca Juga: Sejarah Kelam Denmark-Inggris: Dari Penjarahan hingga Pembantaian

Di sana, Harald diterima dengan baik oleh Pangeran Yaroslav dan mulai membangun kariernya sebagai tentara bayaran.

Selama hampir satu dekade, Harald berjuang di berbagai medan perang, termasuk di Kekaisaran Bizantium.

Pengalaman militernya yang luas dan keberaniannya dalam pertempuran membuatnya dihormati dan diakui sebagai seorang pemimpin yang tangguh. Pada tahun 1045, Harald kembali ke Skandinavia dengan kekayaan yang diperolehnya dari layanan militernya dan menikahi putri Yaroslav, Ellisiv.

Kembali ke Norwegia dan Perebutan Tahta

Setelah kembali ke Skandinavia, Harald bertemu dengan Svein Estridsson yang diasingkan dan Raja Anund Jacob dari Swedia di Sigtuna, Swedia.

Mereka membentuk aliansi dan mulai melakukan serangan terhadap musuh-musuh mereka. Pada tahun 1046, Harald berhasil mencapai kesepakatan dengan keponakannya, Magnus, untuk menjadi penguasa bersama Norwegia.

Namun, setelah kematian Magnus pada tahun 1047, Harald menjadi penguasa tunggal Norwegia.Meskipun berhasil menjadi Raja Norwegia, Harald tidak berhenti di situ.

Ambisinya untuk menguasai lebih banyak wilayah membawanya ke dalam konflik berkepanjangan dengan Svein Estridsson, yang telah menjadi Raja Denmark.

Perang antara Harald dan Svein berlangsung dari tahun 1047 hingga 1064, dengan Harald mendapatkan julukan "Hardrada" atau "Penguasa Keras" karena metode brutalnya dalam menjaga ketertiban di antara bawahannya.

Klaim atas Tahta Inggris

Fase terakhir dari kehidupan Harald dimulai pada tahun 1066 ketika Raja Inggris, Edward sang Pengaku, meninggal tanpa meninggalkan keturunan.

Baca Juga: Dosa Besar Budaya Populer: Gambarkan Viking Hanya Sebagai Mesin Perang

Melihat ini sebagai kesempatan, Harald memutuskan untuk mengklaim tahta Inggris. Ia bersekutu dengan Tostig Godwinson, saudara dari Raja Harold Godwinson, dan memulai invasi ke Inggris.

Pertempuran Stamford Bridge pada tanggal 25 September 1066 menjadi puncak dari invasi ini. Meskipun awalnya berhasil mengejutkan pasukan Inggris, Harald akhirnya tewas dalam pertempuran tersebut.

"Pertempuran berlangsung sepanjang hari, tetapi tidak berhasil,” jelas Cale. "Raja Harald Sigurdsson terkena anak panah di tenggorokannya, dan itu adalah luka yang menyebabkan kematiannya."

Kekalahan ini mengakhiri ambisi Harald untuk menjadi Raja Inggris dan menandai akhir dari era Viking di Inggris.

Warisan Harald Hardrada

Kehidupan Harald Hardrada adalah kisah tentang ambisi, keberanian, dan ketangguhan. Dari seorang pengungsi politik hingga menjadi Raja Norwegia dan hampir menjadi Raja Inggris, perjalanan hidupnya penuh dengan peristiwa yang dramatis dan menentukan.

Seperti yang diungkapkan oleh Cale Gressman, “Kehidupan Harald sangat cocok untuk kisah-kisah saga, dan mungkin itulah sebabnya mereka menulis satu kisah untuknya.”

Harald tidak hanya dikenal karena keberaniannya di medan perang, tetapi juga karena kemampuannya dalam navigasi politik dan militernya.

Meskipun ambisinya untuk menguasai Inggris tidak tercapai, ia tetap dikenang sebagai salah satu tokoh besar dalam sejarah Viking dan sebagai "Viking Terakhir" yang mencoba menaklukkan Inggris.

Pengaruh dan Dampak

Harald Hardrada tidak hanya meninggalkan jejak dalam sejarah Norwegia, tetapi juga dalam sejarah Eropa secara keseluruhan.

Baca Juga: Sejarah Dunia: Viking Berserker Konsumsi Zat Psikoaktif Sebelum Perang?

Kehadirannya di medan perang dan pengaruhnya dalam politik Eropa membuatnya menjadi salah satu tokoh yang paling dihormati dan ditakuti pada masanya.

Kehidupannya yang penuh dengan petualangan dan pertempuran memberikan inspirasi bagi banyak cerita dan saga yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Sebagai seorang pemimpin, Harald dikenal karena keberaniannya yang luar biasa dan kemampuannya untuk memimpin pasukan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.

Keberhasilannya dalam berbagai pertempuran dan kemampuannya untuk bertahan hidup dalam kondisi yang paling keras membuatnya menjadi simbol dari semangat Viking yang tak kenal lelah.

Akhir dari Era Viking

Kematian Harald Hardrada di Pertempuran Stamford Bridge menandai akhir dari era Viking di Inggris. Setelah kematiannya, tidak ada lagi pemimpin Viking yang mencoba untuk menaklukkan Inggris.

Ini menandai berakhirnya periode panjang invasi dan penjarahan Viking yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Namun, warisan Harald Hardrada tetap hidup dalam cerita dan legenda yang terus diceritakan hingga hari ini.

Kehidupannya yang penuh dengan petualangan dan keberanian memberikan inspirasi bagi banyak orang dan menjadi bagian penting dari sejarah Norwegia dan Viking.