Pembantaian 42 Ribu Warga London dalam Sejarah Perang Dunia 2

By Ricky Jenihansen, Minggu, 4 Agustus 2024 | 17:00 WIB
Peristiwa The Blitz dalam sejarah Perang Dunia 2 menewaskan lebih dari 42 ribu warga London. (Historia Extra)

Inggris mengirim anak-anak ke Amerika Utara, Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan.

Jumlahnya mencapai sekitar satu juta, yaitu sekitar setengah dari anak-anak London yang dievakuasi. Meskipun sebagian besar kembali ke rumah selama bulan-bulan awal perang yang tenang, yang disebut Perang Palsu.

Raja George VI dan Ratu Elizabeth di tengah reruntuhan dampak London Blitz dalam sejarah Perang Dunia 2. (Imperial War Museums/Creative Commons)

Menghitung Kerugian

Pada bulan Mei 1941, Hitler kemudian memutuskan untuk menghentikan Blitz dan menyerang Uni Soviet (Operasi Barbarossa).

Jerman terus mengebom Inggris selama perang, meskipun dalam skala yang jauh lebih kecil.

Banyak kota di Inggris juga digempur habis-habisan oleh Luftwaffe, terutama Coventry.

Pengeboman tersebut mengakibatkan 60.000 warga sipil tewas dan 140.000 lainnya luka-luka (Dear, 109).

Dari jumlah tersebut, 15.000 anak-anak tewas atau luka-luka. Jumlah korban tewas warga sipil dalam Blitz mencapai lebih dari 42.000 orang dengan 50.000 lainnya luka-luka.

Hingga musim gugur tahun 1942, lebih banyak warga sipil Inggris yang tewas akibat bom daripada personel militer Inggris. Sebanyak 750.000 warga sipil kehilangan tempat tinggal.

Bangunan-bangunan penting yang sudah dikenal juga mengalami kerusakan. House of Commons terbakar, Westminster Abbey rusak parah, patung lilin Madame Tussaud hancur berkeping-keping.. Meskipun patung Hitler hanya mengalami patah hidung.

Kemudian British Museum kehilangan 250.000 buku dalam kebakaran, dan Natural History Museum juga mengalami kerusakan yang signifikan.