Germanicus, Kisah Ayah Caligula yang Gagal Jadi Kaisar Romawi

By Sysilia Tanhati, Selasa, 6 Agustus 2024 | 20:00 WIB
Germanicus adalah anak emas Kekaisaran Romawi yang dipersiapkan untuk menjadi kaisar. Ia juga merupakan ayah dari Kaisar Caligula. (Nicolas Poussin)

Piso ditemani di Suriah oleh istrinya, Plancina, seorang teman dekat Livia. Menurut para sejarawan kuno, keduanya bermusuhan dan melakukan intimidasi terhadap Germanicus dan istrinya, Agrippina.

Masa depan yang penuh firasat

Perjalanan Germanicus ke timur merupakan konsolidasi kekuasaan. Pertama, ia tiba di Nicopolis, kota yang dibangun oleh Augustus di dekat Actium. Germanicus melakukan perjalanan ke Athena dari Actium. Kunjungan itu merupakan peristiwa yang membahagiakan dan meriah. “Seluruh keluarganya diterima dengan sangat terhormat,” tambah Copete.

Namun, perjalanan ke timur juga memiliki kesengsaraan. Ketika Germanicus tiba di provinsi Asia, ia mengunjungi peramal (oracle) terkenal di Claros dekat Colophon. Yang mengejutkan adalah sang peramal orakel itu tidak menyampaikan pesan yang baik untuk Germanicus. Bahkan, pendeta itu meramalkan kematiannya yang terlalu dini.

Germanicus menjalankan tugasnya di timur secara efektif. Ia melihat raja baru Armenia dinobatkan dan membangun hubungan diplomatik dengan Parthia dan kerajaan-kerajaan satelitnya. Di mata Piso, diplomasi bersahabat Germanicus melemahkan posisi Kekaisaran Romawi. Piso memulai kampanye kotor terhadap Germanicus. Ia pun memengaruhi legiun dengan membeli dukungan mereka untuk melawan Germanicus.

Hubungan antara kedua pria itu memburuk ketika yang terakhir memutuskan untuk mengunjungi Mesir.

Dipuji di Mesir

Menurut sebuah papirus yang ditemukan di Oxyrhynchus, Mesir, ketika Germanicus tiba di Alexandria, penduduk setempat menyambutnya dengan sangat antusias. Mereka meneriakkan dukungan mereka selama penampilannya di depan publik.

Mungkin didorong oleh sambutan ini, Germanicus mencoba mengatasi kekurangan gandum di provinsi tersebut. Ia membuka lumbung-lumbung Kekaisaran Romawi, sumber utama gandum untuk kota Roma. Pasokan gandum ke ibu kota kekaisaran terdampak, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan kekurangan pangan.

“Kelalaian Germanicus membuat Tiberius merasa tidak nyaman,” Copete menambahkan. Dan perasaan itu diperparah oleh laporan-laporan negatif dari Piso. Hubungan antara Tiberius dan Germanicus memburuk dan keduanya menjadi terasing.

Ketika Germanicus kembali dari Mesir ke Antiokhia di Suriah, permusuhannya dengan Piso sudah menjadi rahasia umum.

Kemudian Germanicus tiba-tiba jatuh sakit. Di zaman kuno, mengidentifikasi penyebab penyakit apa pun sulit dilakukan. Hal itu sulit diterima. Terutama bahwa Germanicus adalah pria berusia 34 tahun yang ditakdirkan untuk menjadi kaisar.