Kisah Dewi Sequana dan Asal Muasal Nama Sungai Seine di Paris

By Sysilia Tanhati, Kamis, 8 Agustus 2024 | 13:15 WIB
Dewi Sequana memberikan namanya pada sungai Prancis yang terkenal, Sungai Seine. Bagaimana asal-usulnya? (Thesupermat/CC BY-SA 3.0)

Nationalgeographic.co.id—Upacara pembukaan Olimpiade 2024 berlangsung di jalur air Prancis yang melegenda. Namun, tahukah Anda bahwa nama sungai itu diambil dari nama dewi Gallo-Romawi?

Pikirkan tentang Sungai Seine dan Anda mungkin membayangkan Notre Dame, Louvre, perahu di bawah jembatan di samping Menara Eiffel. Film-film laris Hollywood dan lagu-lagu pop yang populer turut mengangkat status “selebritas” sungai itu.

Namun, hanya sedikit orang yang tahu tentang dewi Gallo-Romawi yang menjadi asal muasal nama Sungai Seine. Berasal dari Celtic, dewi penyembuh Sequana dihormati dalam pemujaan setelah penaklukan Romawi atas Galia pada abad pertama SM.

Para arkeolog abad ke-19 menemukan sisa-sisa tempat perlindungan Gallo-Romawi di sumber Sungai Seine di Burgundy. Penggalian dari tahun 1836 hingga 1967 menemukan sekitar 1.500 batu, perunggu, dan kayu ex-voto (persembahan nazar).

Mereka menemukan bagian dari patung-patung yang berupa organ dalam, lengan, atau kaki. Semua itu dipersembahkan para peziarah kepada Sequana. Diperkirakan bahwa bagian tubuh tersebut menggambarkan cedera atau penyakit yang memerlukan penyembuhan.

“Salah satu ex-voto tersebut menggambarkan kaki dengan spons yang diletakkan di pergelangan kaki. Namun tidak seperti spons yang biasa Anda gunakan saat ini di kamar mandi,” jelas Franck Abert, kurator Museum Arkeologi Dijon, tempat koleksi tersebut disimpan.

Berasal dari tahun 40 SM, ex-voto kayu tersebut sangat langka, karena telah diawetkan dalam kondisi berawa dan lembap selama lebih dari dua milenium. Yang unik di Prancis adalah ex-voto batu berbentuk tangan yang dibentuk seperti sanggurdi dan memegang buah bulat. Terlebih lagi, patung-patung kecil tersebut termasuk anak-anak yang menggendong anak anjing. Menurut Abert, hal itu mencerminkan prosesi seremonial yang berakhir dengan pengurbanan hewan. Ritual semacam itu merupakan adat istiadat di Romawi kuno.

Dedikasi kepada Sequana ditemukan dalam berbagai prasasti yang dipersembahkan oleh seorang penganut setia bernama Rufus. Ia mempersembahkan guci megah bersegel yang penuh dengan 300 koin, 120 ex-voto, dan empat cincin emas.

Referensi tentang dewi tersebut belum ditemukan di luar sumber Sungai Seine. Namun, terlepas dari konteks yang sangat lokal ini, Sequana mungkin memiliki pengaruh yang mendalam di luar wilayah sekitarnya.

“Kepentingan ekonomi sungai tersebut mungkin memberi Sequana reputasi ekstra-regional,” tulis arkeolog Sylvie Robin dalam katalog untuk pameran Sungai Seine di Paris.

Bagaimanapun, sang dewi memberikan namanya pada sungai Prancis yang terkenal itu. Namanya pun berkembang seiring waktu menjadi julukan “Seine” yang dikenal secara universal saat ini. Hal ini menjadi bukti tambahan tentang asal-usul Sequana di Galia.

“Sequana adalah nama feminin, sedangkan orang Romawi pada umumnya memberi nama maskulin pada aliran air,” jelas Abert. “Sungai itu sudah dianggap feminin pada era Galia.”

Para arkeolog percaya bahwa bangsa Celtic membawa persembahan kepada dewi sungai. Persembahan diberikan untuk meminta kesembuhan atau mengucapkan terima kasih atas keinginan yang terpenuhi. Praktik tersebut berkembang pada era Galia-Romawi dengan kompleks kuil batu yang luas dengan kolam dan teras. Reruntuhannya masih terlihat hingga saat ini.

Penggabungan mitologi Celtic dan Romawi

Saat mereka menaklukkan banyak sekali bangsa, bangsa Romawi kuno mengadopsi dewa-dewi lokal dan menyerapnya ke dalam jajaran dewa mereka. Dengan demikian, Sequana merupakan perpaduan budaya.

“Seperti yang dicatat Julius Caesar, bangsa Galia dikenal memiliki banyak dewa. Mereka memiliki dewa untuk segala hal,” kata Abert. “Namun, mereka tidak membuat patung dewa-dewi seperti yang dilakukan bangsa Romawi. Kami memiliki representasi pertama dewa-dewi Galia dengan Romanisasi.”

Terkadang dewa-dewi ini digambarkan berdampingan. Contohnya Cernunnos dari Celtic dan Jupiter dari Romawi yang digambarkan pada patung ikonik Paris yang dikenal sebagai Pilar Tukang Perahu.

Dewi Sequana memberikan namanya pada sungai Prancis yang terkenal, Sungai Seine. (FULBERT/CC BY-SA 4.0)

Pemujaan terhadap Epona menyebar ke luar Galia hingga ke pinggiran Kekaisaran Romawi. Epona adalah dewi Galia yang dikaitkan dengan kesuburan dan kuda.

Satu-satunya personifikasi Sequana yang masih ada diabadikan dalam patung perunggu abad pertama. Patung itu merupakan “permata” dalam koleksi Museum Arkeologi Dijon. Patung tersebut ditemukan dengan patung rusa di dekat sumber Sungai Seine pada tahun 1933. Dewi bermahkota dalam jubah yang berkibar berdiri di atas perahu, haluannya dibentuk seperti kepala bebek atau angsa.

“Dia muda, dengan mata besar dan fitur yang halus,” tulis penulis Elaine Sciolino dalam The Seine: The River That Made Paris. Rupanya patung itu pertama kali dibuat sebagai dewi kelimpahan, kemudian dibongkar untuk memasukkan perahu di atas alasnya. Tanduk kelimpahan dilepaskan dari tangannya. Perahu itulah yang mendefinisikan Sequana, burung air yang sering dibangkitkan sebagai pelindung hewan bagi anak-anak dan keluarga.

Di reruntuhan pekuburan Gallo-Romawi dekat Port-Royal di Paris, para arkeolog menemukan mainan anak-anak dan jimat berbentuk serupa.

Gerakan kuno para peziarah di sumber Sungai Seine menginspirasi seniman dan pembuat film Yan Tomaszewski. Proyek terbarunya berpusat pada ex-voto kontemporer. Ia membuat serangkaian patung yang diselimuti kapas berisi arang aktif.

Sebagai bagian dari prosesi seremonial artistik, patung-patung itu direndam di sungai selama beberapa minggu.

“Seperti batang arang untuk memurnikan air dan membuatnya layak minum, arang menyerap polutan dan kotoran,” jelasnya. “Idenya adalah bahwa patung-patung ini menyembuhkan sungai secara konkret dan simbolis.”

Arang yang jenuh polusi kemudian dikirim ke laboratorium ilmiah untuk analisis polusi. Dan patung-patung itu dipamerkan di berbagai pameran museum. Salah satunya dapat dilihat sekarang di makam arkeologi Île de la Cité.

Upaya Tomaszewski terinspirasi oleh ritual Sequana kuno. Proyek pembersihan itu bertujuan untuk membuat Sungai Seine dapat digunakan lagi untuk Olimpiade. “Idenya adalah memberi,” katanya. “Hadiah untuk hadiah.”