Sejarah Dunia: Kisah Patung Buddha Bamiyan yang Kini Tinggal Kenangan

By Sysilia Tanhati, Selasa, 13 Agustus 2024 | 16:00 WIB
Patung Buddha Bamiyan adalah dua patung Buddha kolosal yang diukir di permukaan batu di Lembah Bamiyan, Afghanistan tengah. (Unesco)

Legenda sepasang kekasih

Sejak abad ke-10, Bamiyan didominasi oleh Muslim. Namun, patung Buddha tetap ada dan diserap ke dalam cerita rakyat dan legenda setempat. Legenda tersebut terpisah dari asal usul Buddha mereka.

Beberapa orang percaya bahwa patung tersebut adalah jelmaan dari dua kekasih yang bernasib sial. Keduanya bersumpah untuk berdiri berdampingan selamanya. Menurut cerita, yang lebih tinggi dari keduanya adalah Salsal, pangeran Bamiyan.

Sedangkan patung yang lebih kecil adalah Shamana, putri dari kerajaan yang jauh. Dilarang bersama semasa hidup, mereka berubah menjadi batu agar mereka bisa tetap bersama selamanya.

Patung Buddha dihancurkan pada tahun 2001

Pada tahun 2001, pejuang Taliban menjalankan misinya untuk menghancurkan patung Buddha Bamiyan. Salah satu alasannya adalah mereka ingin menghapus semua jejak masa lalu pra-Islam.

Selain itu, mereka juga ingin membuat pernyataan yang sarat makna kepada barat. Saat itu, hubungan antara Taliban dan masyarakat internasional berada pada titik terendah sepanjang masa.

Salah satu patung Buddha sebelum dan sesudah dihancurkan. (UNESCO/CC BY-SA 3.0)

Diperlukan kekuatan yang signifikan untuk menghancurkan patung-patung batu raksasa yang bertahan selama berabad-abad. Taliban menggunakan senjata, ranjau, dan dinamit. Di saat yang sama, media di seluruh dunia menyaksikannya dengan ngeri.

Sejak saat itu, situs Buddha Bamiyan telah dilindungi oleh UNESCO. Perdebatan terus berlanjut mengenai apakah patung tersebut harus dibangun kembali atau situs tersebut harus dibiarkan seperti sekarang.