Cacar Monyet: Bisakah Kita Selamat Jika Sudah Terinfeksi Virus Mpox?

By Sysilia Tanhati, Kamis, 15 Agustus 2024 | 12:00 WIB
cacar monyet merupakan penyakit zoonosis. Artinya penyakit ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia dan sebaliknya. (Brian W.J. Mahy/CDC's Public Health Library)

Nationalgeographic.co.id—Cacar monyet adalah penyakit virus yang mirip dengan cacar (smallpox).

Penyakit ini menyebabkan demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam seperti lesi. Lesi dapat muncul di atau dekat alat kelamin atau anus dan di area lain.

Mengutip dari laman Healthline, cacar monyet merupakan penyakit zoonosis. Artinya penyakit ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Penyakit ini juga dapat ditularkan dari satu manusia ke manusia lainnya.

Ada dua jenis virus cacar monyet yang berbeda, yaitu virus Afrika Barat dan virus Cekungan Kongo.

Sebelum tahun 2022, sebagian besar kasus cacar monyet terjadi di Afrika bagian tengah dan barat.

Namun, kasus cacar monyet yang disebabkan oleh virus Afrika Barat telah dilaporkan di 94 negara di seluruh dunia, termasuk di area yang biasanya tidak mengalaminya.

Di mana cacar monyet ditemukan?

Dulu, virus cacar monyet terutama aktif di daerah tropis, pedesaan di Afrika bagian tengah dan barat. Sejak 1970, virus ini telah muncul di negara-negara berikut:

Secara historis, sebagian besar kasus cacar monyet yang dilaporkan berasal dari daerah pedesaan Republik Demokratik Kongo.

Namun, hingga Agustus 2022, kasus cacar monyet telah dilaporkan di 87 negara lain tempat virus tersebut biasanya tidak muncul. Total 39.434 kasus dilaporkan di seluruh dunia.

Baca Juga: Virus West Nile: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Selain itu, pada 23 Juli 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menyatakan wabah cacar monyet sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia.

Apa penyebab cacar monyet?

Cacar monyet disebabkan oleh virus cacar monyet. Virus ini merupakan bagian dari genus Orthopoxvirus, yang mencakup virus penyebab cacar.

Ilmuwan pertama kali mengidentifikasi penyakit ini pada tahun 1958. Ada dua wabah di antara monyet yang digunakan untuk penelitian. Itulah sebabnya kondisi ini disebut cacar monyet.

Kasus pertama cacar monyet pada manusia terjadi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.

Gejala cacar monyet

Gejala cacar monyet mirip dengan cacar. Setelah Anda tertular virus cacar, biasanya butuh waktu 6 hingga 13 hari untuk gejala muncul. Namun, juga dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari.

Gejala awal dapat meliputi:

Setelah demam berkembang, ruam biasanya muncul 1 hingga 3 hari kemudian. Ruam biasanya akan muncul di:

Baca Juga: Cacar Monyet Virus Zoonosis, Bukan Penyakit dari Hubungan Homoseksual

Ruam dapat muncul sebelum atau setelah demam dan gejala mirip flu lainnya. Beberapa orang mungkin hanya mengalami ruam.

Ruam yang terkait dengan mpox terdiri dari lesi yang berkembang dalam urutan berikut:

Setelah lesi mengering dan berkeropeng, lesi akan rontok.

Gejala cacar monyet umumnya berlangsung selama 2 hingga 4 minggu dan hilang tanpa pengobatan.

Komplikasi potensial akibat cacar monyet

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat cacar monyet meliputi:

Pada kasus yang parah, lesi dapat menyatu. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya sebagian besar kulit.

Bagaimana penularan cacar monyet?

Cacar monyet menyebar melalui kontak langsung dengan virus melalui:

Baca Juga: Polusi Limbah Air Pesisir Bisa Terangkat ke Udara dan Ancam Pernapasan

Cacar juga dapat menyebar melalui kontak dengan benda, kain, atau permukaan yang mengandung virus cacar monyet.

Ibu yang sedang hamil juga dapat menularkan virus ke janinnya melalui plasenta.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), virus cacar monyet juga dapat menyebar melalui kontak intim, yang meliputi:

Penularan juga dapat terjadi melalui:

Apakah cacar monyet mematikan?

Menurut CDC, cacar monyet jarang berakibat fatal. Faktanya, sekitar 99% orang yang terinfeksi cacar monyet versi Afrika Barat bertahan hidup. Jenis inilah yang menyebabkan wabah saat ini.

Orang-orang tertentu mungkin lebih rentan terhadap penyakit parah dan komplikasi, termasuk:

Dibandingkan dengan bentuk virus Afrika Barat, bentuk cacar monyet Cekungan Kongo biasanya lebih parah, dengan tingkat kematian sekitar 10%.

Bagaimana cacar monyet diobati?

Saat ini tidak ada pengobatan untuk cacar monyet. Namun, cacar monyet bersifat sembuh sendiri, yang berarti penyakit ini dapat sembuh tanpa pengobatan.

Beberapa obat dapat digunakan untuk mengendalikan wabah dan mencegah penyebaran penyakit. Obat-obatan tersebut dapat meliputi:

Perawatan lain berfokus pada penanganan gejala menggunakan obat-obatan yang dijual bebas atau yang diresepkan. Misalnya pereda nyeri, krim topikal, dan antihistamin oral.

Apakah vaksinasi mencegah cacar monyet?

Menurut WHO, vaksin cacar sekitar 85% efektif dalam mencegah perkembangan cacar monyet. Jika menerima vaksin cacar dan tertular virus cacar monyet, gejala yang Anda alami mungkin ringan.

Ada dua vaksin yang tersedia yang dapat digunakan untuk pencegahan cacar monyet, JYNNEOS dan ACAM2000.

CDC saat ini merekomendasikan vaksinasi untuk orang-orang yang telah terpapar cacar monyet dan mereka yang berisiko tinggi tertular virus tersebut.

Mereka yang direkomendasikan antara lain:

Selain mendapatkan vaksinasi, CDC juga merekomendasikan untuk mencuci tangan secara teratur. Cara lain adalah dengan menghindari kontak langsung dengan orang-orang yang memiliki cacar monyet atau benda-benda yang mungkin telah mereka gunakan untuk mencegah infeksi.

Cacar monyet adalah penyakit virus dan kondisi zoonosis. Hal ini berarti dapat menyebar dari hewan ke manusia. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui kontak antara dua manusia. Kenali gejala-gejalanya sehingga Anda bisa segera mendapatkan penanganan bila tertular.