Peran politik Paus semakin kuat, terutama dalam berkontribusi mempertahankan kemerdekaan berbagai wilayah dari serangan penguasa lainnya. Ketika Kekaisaran Bizantium semakin melemah, kawasan Italia utara jatuh ke kekuasaan Lombardia, Kadipaten Roma terputus dengan Kontanstinopel.
Kekaisaran Bizantium juga meningkatkan pajaknya. Hal ini mendorong masyarakat lebih mengandalkan Keuskupan Roma dalam sejarah Eropa.
Daripada bergantung pada Kekaisaran Bizantium, keuskupan memilih penguasa dari Barat yang sudah memeluk Kristen, Kerajaan Franka. Pada 751, Paus Zakharia dari Aleksandria mulai memberi dukungan kepada Kerajaan Franka dengan pemahkotaan Raja Pippin III. Sejak saat itu, Kerajaan Franka turut membantu Keuskupan Roma untuk menghadang bangsa Lombardia.
Bangsa Lombardia baru dikuasai Franka pada beberapa dekade berikutnya di bawah Raja Charlemagne. Kelak, pada 800 M, Charlemagne menjadi kaisar dengan membentuk Kekaisaran Romawi Suci yang sangat luas.
Pada 781, Charlemagne menentukan bahwa wilayah Kadipaten Roma, Ravenna, Kadipaten Pentapolis, sebagian dari Benevento, Tuscany, Korsika, Lombardia, dan sejumlah kota Italia berada di bawah kepenguasaan Paus. Berkat pembagian ini, Paus Leo III menobatkan Charlemagne sebagai "Kaisar Romawi".
Pembagian tanah ini sebenarnya berdasarkan Janji Pippin pada 756. Perjanjian itu memberikan dasar hukum bagi Negara-negara Gereja. Hukumnya dikuatkan dengan Perjanjian Pavia yang menyerahkan tanah yang ditaklukkan Kerajaan Franka untuk uskup Roma.
Momen ini yang menjadi tahun pertama pembentukan Negara-negara Gereja di Italia tengah. Paus pertama yang memimpin pada periode ini adalah Stefanus II.
Perjalanan Panjang Negara-Negara Gereja
Negara-negara Gereja bertahan selama 1.000 tahun lamanya. Paus sangat berjasa dalam mempertahankan kendali atas Negara-negara Kepausan yang berdaulat. Negara-negara ini pun memiliki kekuatan militer untuk melindungi diri. Di negara-negara inilah, pembahasan tentang Perang Salib dibahas dalam Konsili Clermont.
Akan tetapi, keuskupan Roma selama abad pertengahan terlibat jauh dalam politik Eropa yang tidak stabil. Kekaisaran Romawi Suci kerap mengganggu peranan Gereja.
Sejak abad ke-12, muncul gerakan revolusioner di Italia yang menginginkan kemerdekaan dan mencoba melepaskan pengaruh dari Gereja Katolik. Gerakan revolusioner ini kerap menyebabkan pemberontakan pada 1150-an.