Nationalgeographic.co.id—Dimulai dari awal yang sederhana, Kekaisaran Ottoman tumbuh menjadi salah satu kekaisaran terbesar dan terkuat dalam sejarah dunia. Membentang di tiga benua, pada puncak kekuasaannya di abad ke-16, puluhan juta orang hidup di bawah kekuasaannya. Standar hidup, kemakmuran, dan kekayaan yang dibawa Kekaisaran Ottoman ke tanah mereka belum pernah terlihat sejak zaman Romawi.
Kebangkitan Kekaisaran Ottoman yang cepat dan tiba-tiba ke tampuk kekuasaan sungguh luar biasa. Dimulai sebagai suku nomaden yang tidak penting dari Asia Tengah, Kekaisaran Ottoman tumbuh menjadi kekaisaran yang perkasa hanya dalam beberapa abad yang singkat. Kekaisaran ini bertahan hingga akhir Perang Dunia Pertama.
Di tengah masa kejayaannya, Kekaisaran Ottoman pun melakukan ekspansi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan invasi ke Eropa dan Mesir. Bagaimana sejarahnya?
Osman I
Kisah Kekaisaran Ottoman dimulai dengan Osman I. Pada tahun 1299 M, setelah invasi Mongol ke Timur Tengah, puluhan suku Turki membanjiri Anatolia. Salah satu suku ini berada di bawah kekuasaan Osman I.
Osman adalah pemimpin yang licik namun cakap. Mengutip dari World Atlas, “Osman I sangat peka terhadap kelemahan suku, kerajaan, atau kekaisaran di sekitarnya.” Baik suku-suku Turki lainnya maupun Kekaisaran Bizantium yang terus melemah siap untuk direbut.
Osman menaklukkan provinsi Bizantium Bithynia. Ia kemudian bergerak untuk menyingkirkan sesama kepala suku Turki yang mengancam kekuasaannya.
Pada tahun 1345, Osman meninggal, tetapi para penerusnya melanjutkan invasi atas namanya. Ottoman menguasai sebidang tanah yang cukup besar di Anatolia. Mereka pun berada dalam posisi untuk melakukan perjalanan yang berani ke Eropa. Bizantium, yang menguasai sebagian besar Thrace, lemah. Kekaisaran ini disibukkan dengan perselisihan internal yang remeh. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyerang.
Invasi ke Balkan
Kekaisaran Ottoman dan Bizantium bentrok dalam banyak perang di pertengahan abad ke-14. Dengan setiap konflik, Kekaisaran Ottoman perlahan-lahan mengikis apa yang tersisa dari kekaisaran yang dulunya besar. Tak lama kemudian, Ottoman menguasai Thrace dan Makedonia, dan tak lama kemudian Bizantium terdampar di balik tembok ibu kota mereka, Konstantinopel.
Baca Juga: Pelajar Jawi dan 'Propaganda' Kekaisaran Ottoman di Hindia Belanda