Kisah Pigden: Veteran Perang Dunia dan Guru sang Legenda Sepak Bola

By Galih Pranata, Senin, 2 September 2024 | 10:19 WIB
Reuni kembali antara Mr. Pigden (kiri) dengan Ian Wright (kanan), legenda sepak bola Inggris dan Arsenal. Wright mengisahkan gurunya yang berjasa mengubah hidupnya yang ternyata veteran Perang Dunia. (The Telegraph)

Suatu kali, ia dan seorang temannya melempar koin untuk melihat siapa yang akan membawa pesawat baru untuk pengenalan. Pigden kalah, dan menyaksikan dengan ngeri ketika sesuatu yang salah terjadi di udara dan pilot lainnya tewas.

Selanjutnya, No. 164 dipindahkan ke landasan udara di Normandia untuk mendukung pelarian ke Belgia. Pigden ditugaskan pada bulan Juli 1944 dan menjelang akhir perang di Eropa disebutkan dalam Despatches.

Setelah mengambil bagian dalam perayaan Kemenangan, ia dibebastugaskan pada tahun 1946 dengan pangkat Perwira Penerbang. Setelahnya, Pigden kembali ke Dinas Sipil, di mana pekerjaannya termasuk memproses aplikasi untuk pelatihan guru.

Pigden kemudian diterima di Wandsworth Teacher Training College, lalu lulus pada tahun 1949. Ia mengajar di sebuah sekolah di Catford selama setahun sebelum pindah ke Turnham, sebelum akhirnya bertemu dengan Ian Wright.

Seperti halnya Pigden melatih Ian saat kecil dulu, Ian Wright pun menjadi pengajar sepak bola untuk anak-anak di Inggris. (The Sun)

Ian Wright mencapai banyak penghargaan penting dalam hidupnya. Menjadi pesepak bola tersohor di klub dan negaranya. Tidak lagi menjadi anak kecil yang merasa takut hidupnya tak berharga.

Di titik itulah, ia upaya mencari lagi Mr. Pigden yang sangat berpengaruh dalam hidupnya. Mencari ke sekolah dasarnya dulu di Turnham. Selama empat-lima tahun, ia tidak kunjung menemukan lagi keberadaan Pigden.

Tak ada guru-guru yang mengetahui keberadaannya. Ian bahkan telah mengerti, mungkin saja Tuan Pigden telah wafat dan ia tidak berhasil mengucapkan terima kasih untuk terakhir kalinya.

Namun, sebuah klip di tahun 2010 menjadi viral di jagad maya, saat pertemuan antara Ian dengan Pigden terjadi di Highbury. Dengan rasa terkejut, Ian melepas topinya sebagai penghormatan dan menjulurkan tangannya yang penuh rindu.

Selepasnya, Ian menangkupkan topi itu pada wajahnya, dan menangis tersedu di balik topinya itu. Ian tidak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan Pigden yang dikiranya telah wafat.

Setelahnya mereka terus berkomunikasi dengan baik, sampai tiba waktunya, Mr. Pigden menghembuskan nafas terakhir pada 27 Desember 2017, di usianya 95 tahun. Selamanya, Pigden bukan hanya sekadar veteran Perang Dunia, tapi guru yang baik dalam hidup Ian.