Nationalgeographic.co.id—Dalam catatan mitologi Yunani oleh Plato, ada banyak cerita terkenal tentang peradaban Atlantis. Mulai dari berbagai aspek budaya, keberadaannya dan salah-satu yang menonjol, yakni legenda adu banteng peradaban Atlantis.
Seperti kisah Atlantis lainnya dalam catatan mitologi Yunani, banyak ahli percaya bahwa catatan Plato tentang legenda adu banteng peradaban Atlantis terinspirasi oleh satu atau lebih peradaban yang sebenarnya, dicatat berdasarkan kisah nyata.
Lantas apakah ada kisah nyata masa lalu yang dapat menjelaskan legenda adu banteng peradaban Atlantis?
Berdasarkan telaah para ahli, legenda serupa tampaknya juga muncul dalam jejak kebudayaan bangsa Minoa.
Peruruan Banteng Atlantis
Pertama-tama, mari kita pertimbangkan apa yang sebenarnya ditulis Plato tentang legenda adu banteng peradaban Atlantis. Bagian berikut berasal dari Critias, sebuah dialog oleh Plato, yang ditulis sekitar tahun 360 SM:
"Ada banteng-banteng yang memiliki jangkauan seperti kuil Poseidon; dan kesepuluh raja, yang ditinggalkan sendirian di kuil,"
"Setelah mereka memanjatkan doa kepada dewa agar mereka dapat menangkap buruan untuk dipersembahkan, memburu banteng-banteng itu, tanpa senjata, tetapi dengan tongkat dan jerat,"
"Dan banteng yang mereka tangkap mereka bawa ke pilar dan memotong lehernya di atasnya sehingga darahnya menetes ke prasasti suci itu.”
Menurut bagian ini, banteng-banteng dilepaskan di Kuil Poseidon. Para penguasa Atlantis akan memburu banteng-banteng itu dengan “tongkat dan jerat” alih-alih senjata.
Setelah ditangkap, mereka akan membawa banteng-banteng itu ke pilar suci yang di atasnya terdapat prasasti suci.
Baca Juga: Salah Kaprah Citra Wanita 'Mematikan' dalam Mitologi Yunani