Nationalgeographic.co.id—Menelaus (atau Menelaos), Raja Sparta yang legendaris, terkenal karena perannya dalam Perang Troya. Kisahnya diceritakan dalam Iliad karya Homer. Setelah Pangeran Troya Paris menculik istri Menelaus, Helen, Raja Sparta memimpin pasukannya yang besar melawan Troya.
Meskipun perannya yang penting dalam Perang Troya, penggambaran Menelaus sangat bervariasi di antara berbagai penulis dan teks. Beberapa menggambarkannya sebagai pemimpin yang berani dan setia. Sementara penulis lain menggambarkannya sebagai seorang pencemburu dan manipulatif.
Namun, siapakah Menelaus sebenarnya?
Raja Menelaus, suami Helen dalam mitologi Yunani
Hubungan Menelaus dengan Helen dari Sparta, yang penuh dengan godaan, pengkhianatan, dan balas dendam. Hubungan itu menjadi salah satu kisah paling berdampak dalam mitologi Yunani.
Dianggap sebagai wanita tercantik di dunia, Helen menarik banyak pelamar dari seluruh Yunani kuno. Namun, ayahnya, Tyndareus, enggan memilih suami untuk putrinya, karena takut pelamar yang ditolak akan membalas dendam.
Dalam upaya untuk menghindari konflik, Tyndareus meminta nasihat Odysseus. Odysseus pun menyusun rencana. Ia memastikan bahwa para pelamar bersumpah untuk membela suami pilihan Helen terhadap siapa pun yang mencoba merebutnya.
“Semua pelamar menyetujui sumpah ini, dengan Tyndareus akhirnya memilih Menelaus sebagai suami Helen,” tulis Rhianna Padman di laman The Collector. Pasangan itu tinggal di Sparta selama bertahun-tahun. Namun Pangeran Paris menculik Helen dan kembali bersamanya ke Troya. Dengan menggunakan “Sumpah Tyndareus”, Menelaus meluncurkan serangan ke Troya dengan dukungan banyak pahlawan Yunani kuno.
Penculikan itu menyebabkan perang yang sulit dan panjang dalam mitologi Yunani.
Musuh Paris, sang Pangeran Troya
“Paris sering digambarkan sebagai sosok yang egois, lemah, dan tidak bertanggung jawab,” tambah Padman. Keputusannya untuk menculik Helen didorong oleh keinginan untuk kesenangan pribadi belaka.
Baca Juga: Teucer, Pahlawan Perang Troya Mitologi Yunani yang Paling Diremehkan
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR