Siapa Sebenarnya Lilith, Istri Pertama Adam dalam Literatur Yahudi-Kristen?

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 27 Agustus 2024 | 14:30 WIB
(Ilustrasi) Adam dan Hawa terusir dari surga. (History Define )

Lilith digambarkan sebagai sososk yang abadi dan hanya akan menemui kematian pada Hari Penghakiman dan dia masih hidup meski sering kali tidak dikenali.

Referensi sastra pertama tentang Lilith sebagai roh gelap dapat ditemukan dalam tambahan pada Epik Gilgamesh. Referensi tentang Lilith sebenarnya muncul dalam kisah Sumeria berjudul "Gilgamesh dan Pohon Huluppu," yang berisi "kunci untuk memahami tablet kedua belas dari epik Gilgamesh, di mana dua belas baris pertama hampir seluruhnya rusak."

Kisah "Pohon Huluppu" menyediakan kunci untuk memahami tablet kedua belas sehingga banyak sarjana memilih untuk menyertakan kisah "Pohon Huluppu" bersama dengan epik tersebut. Dibuka dengan frasa dongeng "pada suatu waktu," menunjukkan bahwa kisah ini "tidak diragukan lagi merupakan salinan dari materi yang jauh lebih awal."

Asal mula dongeng adalah untuk mendidik anak-anak muda, mengajarkan pelajaran moral, atau, seperti dalam kisah ini, untuk menunjukkan stereotip baik dan jahat. Pada pertengahan abad kesembilan belas, Assyriolog Stephen Herbert Langdon juga merujuk pada sosok Lilu maskulin yang berhubungan dengan Gilgamesh.

Jimat: Perlindungan Terhadap Lilith

Lilith dianggap sangat kuat sehingga menurut Koltuv, “orang-orang masih percaya setetes saja darah menstruasi Lilith mengandung kepahitan dan racun yang mampu membunuh seluruh penduduk sebuah kota.” Korbannya sering kali adalah ibu muda dan bayi.

Keluarga Yahudi Ortodoks di Timur dan Selatan (masih) menggantungkan jimat di ruang bersalin dan di leher ibu baru serta bayi yang baru lahir sebagai perlindungan.

Jimat-jimat ini terdiri dari pita dan tali yang dililitkan di sebuah batu. Beberapa jimat berisi Mazmur 126 atau 121.

Barang-barang pelindung serupa, seperti Mata Jahat, yang diyakini beberapa orang mampu menangkal energi jahat, masih digunakan hingga hari ini baik sebagai jimat maupun perhiasan.

Jimat untuk wanita dan bayi dari zaman abad pertengahan hingga zaman modern menggunakan nama tiga malaikat yang disebutkan dalam Alfabet Ben Sira (Sanvi, Sansanvi, Samangelof) sebagai perlindungan terhadap Lilith.

Para malaikat ini muncul di jimat abad pertengahan yang berasal dari karya Kabbalistik abad kesebelas, Sepher Raziel dan pada jimat dari perkamen yang tidak bertanggal.

Beberapa jimat mungkin memuat nama Adam dan Hawa di bagian dalam dan Lilith di bagian luar, serta pita merah mungkin ditempatkan di ranjang bayi sebagai perlindungan tambahan.

Koltuv juga kemudian menyebutkan banyak contoh jimat dari Kurdistan dan Persia di mana “Tuhan dipanggil” untuk melindungi pemakainya dari kemarahan Lilith.

“Wanita yang tidak mampu membeli jimat perak atau logam sering kali menggambar jimat lingkaran ajaib di dinding atau lantai ruangan tempat mereka melahirkan,” ungkap Koltuv.

Lingkaran ini mungkin menuliskan nama “Adam, Hawa, Lilith, malaikat Sanvai, Sansanvai, Semangelof” atau mazmur (114). Jimat-jimat ini menggambarkan sosok Lilith berbentuk manusia primitif, yang sering kali diikat sebagai upaya untuk menahan kekuatannya.