Selidik Gambar-gambar Rupiah yang Berkisah tentang Timur Indonesia

By Utomo Priyambodo, Jumat, 30 Agustus 2024 | 16:00 WIB
Pameran temporer bertajuk 'Rupiah Berkisah tentang Timur' sedang berlangsung di Museum Bank Indonesia. (Utomo Priyambodo/National Geographic Indonesia)

Amiruddin Al-Rahab, narasumber lainnya, mengungkapkan fakta menarik bahwa orang pertama yang menandatangi uang rupiah adalah tokoh dari Indonesia. "Dia adalah A.A. Maramis yang berasal dari Sulawesi Utara," ujar Amiruddin yang merupakan lulusan departemen ilmu sejarah Universitas Indonesia dan kini menjadi aktivis di Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM).

Salah satu pecahan uang rupiah yang menggambarkan subjek-subjek dari wilayah Indonesia timur. Uang rupiah pecahan 50 ini bergambar Rumah Lopo dan kandang ternak dari Timor. (Utomo Priyambodo/National Geographic Indonesia)

Alexander Andries Maramis atau A.A. Maramis yang disebut Amiruddin adalah pejuang kemerdekaan Indonesia sekaligus pahlawan nasional. A.A. Maramis pernah menjadi anggota BPUPKI dan KNIP.

Maramis juga pernah menjadi menteri keuangan Indonesia. Karena kewenangannya sebagai menteri keuangan itulah dia kemudian menandatangani Oeang Republik Indonesia pertama.

Hidayat Alhamid, ahli pengembangan komunitas masyarakat adat sekaligus tenaga ahli gubernur Papua Barat Daya, mengucapkan syukur ketika pemerintah Indonesia mencetak wajah Frans Kaisiepo di uang rupiah pecahan sepuluh ribu. Frans merupakan tokoh Papua pertama yang dicetak di uang rupiah.

Menurut Hidayat, sebelumnya masyarakat Papua hanya melihat wajah ratu Belanda di uang gulden yang beredar di sana dan wajah tokoh nasional dari Jawa di uang rupiah awal. Munculnya wajah Frans Kaisiepo merupakan pengakuan besar bagi Papua dan juga masyarakat Papua sebagai bagian dari Indonesia.

Frans adalah gubernur keempat Papua dan tokoh nasionalis Indonesia. Dia juga merupakan pahlawan nasional Indonesia.

"Gambar tokoh Kaisiepo itu bagus tuh. Itu tokoh yang benar-benar menginginkan Papua itu terintegrasi ke Indonesia," imbuh Meutia.

Hidayat Alhamid dan Meutia Hatta dalam acara interactive talkshow di Museum Bank Indonesia. (Utomo Priyambodo/National Geographic Indonesia)

Meutia menegaskan bahwa uang merupakan harkat dan martabat bagi sebuah negara. Rupiah menjadi alat untuk belajar memiliki rasa syukur tanah air atas kayanya sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Uang juga merupakan sarana komunikasi dari negara kepada masyarakat tentang bagaimana suapa mengenal lebih baik kekayaan Indonesia.