Ketika umat Buddha India melakukan perjalanan ke Tiongkok kuno, cerita-cerita rakyat mereka pun ikut serta. Cerita rakyat yang dibawa dari India berevolusi secara sinkretis dengan cerita rakyat Tiongkok kuno.
Misalnya, dalam Perjalanan ke Barat (Journey to The West), sebelum menjadi Raja Kera, Sun Gokong awalnya adalah sebuah batu yang menjadi hidup ketika angin bertiup di atasnya. Ia dikisahkan lahir dari sebuah batu. Dewa kera India Hanoman adalah putra dewa angin.
Legenda dari Kerajaan Chu tahun 700 SM juga memengaruhi karakter Raja Kera. Dinasti Han juga menyumbangkan sejumlah legenda tentang dewa kera. Semua legenda tersebut kemudian memengaruhi kepribadian si Kera Sakti Sun Gokong.
Sun Gokong dipuja oleh masyarakat dan diakui sebagai ikon budaya. Namun, para biksu Buddha tidak memujanya sebagai tokoh agama dan memandang Raja Kera lebih sebagai tokoh seni dan sastra.
Kisah bahwa dia berasal dari batu, membuat Sun Gokong tidak memiliki saudara atau anak. Oleh karena itu ia tidak dihormati sebagai leluhur dalam agama dan kepercayaan Tiongkok.
Sebelum Sun Gokong bergabung dengan istana surgawi Kaisar Giok, ia memerintah sekelompok kera yang berkeliaran di hutan.
Penampilan si Kera Sakti
Sun Gokong adalah salah satu karakter yang paling mudah dibedakan dalam karya seni Tiongkok. Pasalnya Kera Sakti adalah satu-satunya dewa dalam budaya Tiongkok yang memiliki wujud kera.
Dalam penggambaran Raja Kera sebelum ia mencapai pencerahan, Sun Gokong sering ditampilkan sebagai kera telanjang.
Setelah dibebaskan dari kurungan gunung, Sun Gokong menjadi murid Tang Sanzang. Setelah itu, Sun Gokong digambarkan mengenakan mahkota Raja Kera (topi dengan bulu burung phoenix).
Ia juga mengenakan baju rantai emas, sepatu bot untuk berjalan di atas awan, dan tongkat Raja Kera. Tongkat seberat 8 ton itu dapat disusutkan hingga seukuran jarum pentul kecil.
Baca Juga: Sun Wukong, Kera Sakti yang Menantang Surga dalam Mitologi Tiongkok