'Pesan Tersembunyi' dari Perjalanan Kera Sakti Mencari Kitab Suci ke Barat

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 29 Agustus 2024 | 18:00 WIB
Tahukah Anda pemikiran apa yang sebenarnya diungkap dari perjalanan mencari kitab suci dan hubungan antara Kera Sakti dan Biksu Tong? (Shandong Film and Television Production Center)

Nationalgeographic.co.id—Mungkin Anda sudah tidak asing dengan perjalanan Kera Sakti mencari Kitab Suci ke Barat ditemani dengan biksu Tong Sam Cong dan beberapa tokoh lainnya.

Namun, tahukah Anda pemikiran apa yang sebenarnya diungkap dari perjalanan dan hubungan antara Kera Sakti dan Biksu Tong?

Journey to The West (Perjalanan ke Barat) adalah novel klasik Tiongkok yang ditulis pada masa Dinasti Ming oleh Wu Cheng'en, kisahnya bahkan masih populer hingga sekarang.

Ceritanya adalah kisah mitologis tentang perjalanan biksu Buddha Tong Sam Cong/Xuanzang (Tripitaka), dan murid-muridnya, yaitu Sun Wukong atau Sun Gokong si Kera Sakti, Cu Pat Kai/Zhu Bajie si manusia setengah babi, dan Sha Wujing si pendeta, yang melakukan perjalanan ke Barat (India) untuk mengambil kitab suci Buddha.

Meskipun Tripitaka (602-64 M) adalah seorang biksu nyata yang memang melakukan perjalanan ke India pada masa Dinasti Tang, novel ini mengikuti genre Shenmo Xiaoshuo (cerita tentang Dewa dan Siluman), yang memiliki sedikit keterkaitan dengan peristiwa sejarah.

Di antara murid-muridnya, Kera Sakti dengan nama asli Sun Wukong (Menyadari Kekosongan), adalah tokoh protagonis sebenarnya yang bertindak sebagai pelindung dan penjaga bagi seluruh kelompok.

Novel ini berisi banyak cerita yang menghibur tentang melawan musuh-musuh jahat sepanjang perjalanan. Namun, terdapat juga puisi-puisi misterius yang disematkan dalam setiap 100 babnya yang membuat referensi terhadap kitab-kitab Daoisme dan Buddhisme.

Michelle Zhang dalam A Hidden Theory of Mind in Journey to The West mengungkap bahwa campuran ini sangat membingungkan. "Kritikus seperti Bantlty dan banyak lagi telah menafsirkan novel ini dari perspektif non-religius, Konfusianisme, Buddhisme, atau Daoisme," ungkapnya.

"Meski begitu, pandangan bahwa Journey to The West mengandung gagasan sinkretik yang menggabungkan Daoisme, Buddhisme, dan Konfusianisme semakin diterima." 

Makna Xuan dalam Konteks Journey to the West dan Dao De Jing

Mengingat bahwa Journey to the West (JW) sering merujuk istilah/konsep Xuan, kita harus meninjau kembali Dao De Jing (DDJ) dari perspektif JW, yaitu kanon Daois ini harus diperiksa dari perspektif teori pikiran.

Baca Juga: Mitologi Tiongkok: Kisah Keabadian Ibu Ratu dari Barat dan Sun Gokong