Melacak Perubahan Nama dan Identitas Daerah Indonesia Lewat Toponimi

By Utomo Priyambodo, Rabu, 11 September 2024 | 08:00 WIB
Kampung Ketandan Yogyakarta. Asal-usul nama suatu daerah seperti di Yogyakarta bisa dilacak berdasakan toponimi nama tersebut. (Ivuvisual/Wikimedia Commons)

“Maka, faktor penentu keberhasilan pergantian toponimi di Yogyakarta adalah variabel kerajaan dan kharismatik sang raja,” ungkapnya.

Sementara Sonya Ayu Kumala dari Universitas Buddhi Dharma mengulas riset toponiminya melalui pembahasan tentang Tangerang dan Cina Benteng. Ia menjelaskan, Tangerang merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanegara. Saat itu Tangerang masih disebut sebagai Tamgaram, ketika Kerajaan Tarumanegara melakukan ekspedisi pencarian rempah.

Tangerang, imbuhnya, di masa kolonial merupakan wilayah ommelanden dengan khas perkebunan tebu dan lada etnis Tionghoa. Kota ini memiliki peranan penting dalam hal keamanan dan juga setoran pajak dari kapitan Cina, hingga mencapai setengah dari keseluruhan pendapatan pajak kota Batavia.

Buktinya, pasca kemerdekaan, wilayah Tangerang dicatat sebagai wilayah agraris dengan mata pencaharian berkebun, bertani, beternak, dan nelayan. Menurut data BPS tahun 2021, tercatat mata pencaharian utama penduduk Tangerang pada sektor industri.

Tangsi KNIL di tepian Sungai Siak, sebagai contoh, telah meninggalkan sebutan toponimi 'Benteng Hulu' bagi warga setempat. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Berdasarkan kajian pemetaan bahasa yang ada atas wilayah Tangerang, bahasa yang dipakai di wilayah tersebut adalah bahasa Sunda, Jawa, dan Melayu.

“Kelurahan Karawaci memiliki contoh pemakaman tanah gocap, juga pemakaman khusus etnik Cina yang terletak di Tengah kota Tangerang. Sedangkan penamaan dengan leksem gocap diambil dari harga tiap petak liang lahat tanah makam di lokasi ini, yaitu gocap,” bebernya.

Secara kategorial, ulasnya kembali, penamaan pemakaman tanah gocap termasuk dalam kategori uang, yaitu jumlah uang atas harga makam. Secara asosiasi dan emotif, makna tersebut memaknai pengguna nama atau makna masyarakat setempat.

“Keberadaan etnis Cina Benteng itu dapat dilacak dari sisi administratif yang berupa nama kampung, rumah ibadah, rumah kawin, tempat pemakaman, dan juga krematorium berbagai informasi sejarah dan budaya distribusi pendapatan,” imbuhnya.