Port Moresby Kota Paling Berbahaya di Dunia yang Dikunjungi Paus Fransiskus

By Ade S, Jumat, 6 September 2024 | 11:03 WIB
Paus Fransiskus mengunjungi Port Moresby, kota yang dinobatkan sebagai salah satu yang paling berbahaya di dunia. (Kompas.Id/Agustinus Wibowo)

Ketenaran Port Moresby sebagai kota yang tidak aman bukanlah isapan jempol. Kel, seperti banyak ekspatriat lainnya, memiliki segudang cerita tentang insiden kekerasan yang terjadi di kota ini. Bahkan, rasanya tidak ada orang asing yang tidak mengenal seseorang yang pernah menjadi korban kejahatan.

Akibatnya, sektor keamanan menjadi tulang punggung perekonomian Port Moresby. Alih-alih mengandalkan aparat kepolisian, hampir semua institusi, mulai dari perusahaan swasta hingga kedutaan besar, lebih memilih menggunakan jasa perusahaan keamanan swasta.

"Bahkan, keamanan Bandara Port Moresby dipegang oleh G4S, sebuah perusahaan swasta yang berbasis di Inggris," jelas Agustinus.

Tingginya permintaan akan jasa keamanan menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup besar bagi penduduk lokal. Namun, di balik peluang kerja yang menjanjikan, terdapat disparitas yang mencolok.

Seorang petugas keamanan hanya digaji 200 kina (sekitar Rp1 juta) setiap dua minggu, sementara perusahaan yang menggunakan jasanya harus merogoh kocek hingga puluhan ribu kina.

Biaya keamanan yang tinggi ini turut berimbas pada harga barang dan jasa di Port Moresby. Penginapan termurah pun dilengkapi dengan tembok tinggi dan penjaga bersenjata. Harga per malamnya bisa mencapai Rp1 juta, jauh di atas standar penginapan backpacker.

Sebagai konsultan untuk salah satu kementerian di Papua Nugini, Kel berhak menginap di hotel bintang empat. Namun, jangan bayangkan kemewahan layaknya hotel bintang empat di negara lain.

Kamar yang sempit, dinding yang tipis, minimnya fasilitas, dan harga yang selangit (tarif menginapnya 750 kina atau sekitar Rp3,75 juta per malam) membuat pengalaman menginap di hotel tersebut kurang memuaskan.

Pantang sepelekan keamanan

Seorang diplomat di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) mengingatkan Agustinus untuk tidak menyepelekan keamanan di Port Moresby.

Peringatan itu bukan sekadar basa-basi, melainkan refleksi nyata dari kondisi keamanan di Port Moresby yang memang cukup mengkhawatirkan.

Baca Juga: Makna di Balik Salib Nusantara: Busana Liturgis Paus Fransiskus saat Ekaristi di GBK