Peneliti Ingin Kirim Sel Spesies Terancam Punah ke Bulan, Persiapan Kiamat?

By Ade S, Jumat, 6 September 2024 | 18:03 WIB
Para ilmuwan berencana membangun bank benih raksasa di bulan untuk mencegah kepunahan massal. Misi ambisius atau tindakan putus asa? (JB)

Nationalgeographic.co.id—Di tengah ancaman kepunahan yang semakin nyata, muncul secercah harapan baru bagi masa depan keanekaragaman hayati.

Sejumlah ilmuwan terkemuka sedang mengembangkan sebuah proyek ambisius untuk menyelamatkan spesies-spesies yang terancam punah. Mereka berencana untuk membangun sebuah "bahtera Nuh" di luar angkasa, tepatnya di Bulan.

Dalam "bahtera Nuh" ini, akan disimpan sampel genetik dari jutaan spesies, mulai dari mamalia besar hingga mikroorganisme terkecil.

Dengan demikian, jika suatu saat nanti terjadi bencana besar di Bumi, kita masih memiliki kesempatan untuk memulihkan kembali ekosistem planet kita. Rencana ini mungkin terdengar seperti mimpi, namun dengan kemajuan teknologi yang pesat, mimpi ini bisa menjadi kenyataan.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang proyek ini, jangan lewatkan artikel menarik berikut.

Asuransi kehidupan untuk Bumi

Pernahkah Anda membayangkan sebuah "bank benih" raksasa, namun bukan di Bumi, melainkan di Bulan? Ide ini mungkin terdengar seperti fiksi ilmiah, namun para ilmuwan serius mempertimbangkannya sebagai solusi untuk menjaga kelangsungan hidup spesies di Bumi.

Kita semua tahu bahwa perubahan iklim, bencana alam, dan aktivitas manusia mengancam keberadaan banyak spesies. Untuk mengantisipasi kepunahan massal, para ilmuwan telah mengumpulkan sampel DNA, sel, dan jaringan berbagai makhluk hidup dan menyimpannya di "bank benih" atau biorepository di Bumi.

Namun, apa jadinya jika suatu saat semua biorepository di Bumi hancur akibat bencana besar?

Di sinilah Bulan berperan. Para peneliti mengusulkan untuk membangun sebuah biorepository di wilayah kutub selatan Bulan yang selalu berada dalam bayangan. Suhu di daerah ini sangat dingin, mencapai sekitar -196° Celsius, kondisi ideal untuk menyimpan sampel biologis dalam jangka waktu sangat lama.

"Sangat baik untuk memiliki sebanyak mungkin rencana, terutama dalam hal menyelamatkan keanekaragaman hayati dan kehidupan di Bumi," kata Mary Hagedorn, dari Smithsonian National Zoo and Conservation Biology Institute, seperti dilansir dari laman ScienceNews.

Baca Juga: Dunia Hewan: Tidur, Cara 'Ampuh' Beruang Air Selamat dari Kiamat

Kunci regenerasi populasi

Ide ini terinspirasi dari Svalbard Global Seed Vault di Norwegia, sebuah tempat penyimpanan benih terbesar di dunia yang memanfaatkan suhu Arktik yang dingin untuk mengawetkan jutaan benih.

Namun, peristiwa mencairnya permafrost di Svalbard pada tahun 2017 menjadi alarm bagi kita. Jika tempat penyimpanan benih terbesar di Bumi saja bisa terancam, bagaimana dengan yang lainnya?

Untuk mengantisipasi bencana yang lebih besar, para ilmuwan mengusulkan membangun sebuah biobank di kutub selatan Bulan. Wilayah ini unik karena selalu berada dalam bayangan, sehingga suhunya sangat dingin, mencapai sekitar -196° Celsius.

Suhu ekstrem ini sangat ideal untuk mengawetkan sampel biologis dalam jangka waktu yang sangat lama. Sel-sel tersebut akan disimpan dalam tabung-tabung lava di bawah permukaan bulan.

Tabung-tabung pada dasarnya didesain memerlukan sistem pendingin bertenaga surya. Sebab jika terjadi kehilangan daya, sampel-sampel akan hancur.

Untungnya, menurut tim Hagedorn, di wilayah yang selalu berbayang dan beku di kutub selatan bulan, sebuah tabung-tabung tersebut tidak membutuhkan energi atau pemeliharaan manusia yang konstan.

Salah satu jenis sel yang sangat menarik untuk disimpan di biobank Bulan adalah fibroblast. Sel ini memiliki kemampuan untuk berubah menjadi sel induk, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk menciptakan organisme baru.

Dengan kata lain, fibroblast adalah kunci untuk meregenerasi populasi spesies yang terancam punah, bahkan yang sudah punah!

Hagedorn meyakini bahwa para ilmuwan dapat mengubah sel hewan ini menjadi sel induk, "dan kemudian sel induk tersebut dapat digunakan untuk kloning".

 Selain untuk konservasi, biobank Bulan juga memiliki potensi besar untuk mendukung misi penjelajahan ruang angkasa. Sampel biologis yang tersimpan di Bulan bisa digunakan untuk menunjang kehidupan manusia di koloni masa depan di Bulan atau Mars.

Baca Juga: Bungker 'Anti-kiamat' para Miliarder, Untuk Hadapi Solar Maximum?

Tantangan membangun "bahtera Nuh"

Ide membangun biobank di Bulan memang terdengar menjanjikan, namun perjalanan menuju realisasi masih panjang dan penuh tantangan. Para ilmuwan yang mengusulkan ide ini telah mengidentifikasi sejumlah kendala besar yang harus diatasi.

Salah satu tantangan utama adalah radiasi. Radiasi kosmik yang intens di permukaan Bulan dapat merusak DNA dan molekul organik lainnya. Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti sedang mengembangkan wadah penyimpanan khusus yang dilengkapi dengan lapisan pelindung radiasi. Namun, apakah perlindungan ini cukup efektif dalam jangka panjang masih perlu diuji.

Selain radiasi, mikrogravitasi juga bisa menjadi masalah. Kita belum tahu pasti bagaimana kondisi tanpa gravitasi akan memengaruhi sampel biologis dalam jangka waktu yang sangat lama. Perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan bahwa sampel tetap stabil dan layak digunakan di masa depan.

Debu Bulan juga menjadi ancaman yang tidak boleh dianggap remeh. Debu Bulan sangat halus dan abrasif, dapat merusak peralatan dan mencemari sampel. Para ilmuwan harus merancang sistem penyimpanan yang benar-benar kedap debu.

Fluktuasi suhu di wilayah kutub selatan Bulan juga menjadi perhatian. Meskipun secara umum sangat dingin, namun suhu di beberapa area bisa mengalami perubahan kecil akibat pantulan cahaya. Perubahan suhu ini bisa berdampak pada stabilitas sampel.

Tantangan terbesar mungkin adalah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Membangun fasilitas di Bulan membutuhkan biaya yang sangat besar dan kerja sama internasional. Selain itu, ada juga pertimbangan etika dan budaya. Beberapa kelompok masyarakat menganggap Bulan sebagai tempat suci dan mungkin tidak setuju dengan rencana ini.

Para peneliti mengusulkan untuk menyimpan sampel dari berbagai spesies, terutama yang terancam punah, seperti serangga penyerbuk dan spesies yang berpotensi berguna untuk eksplorasi ruang angkasa.

Namun, keputusan akhir mengenai jenis sampel apa yang akan disimpan masih harus diputuskan melalui diskusi yang melibatkan berbagai pihak.

Proyek biobank Bulan masih dalam tahap awal. Banyak hal yang masih perlu dipelajari dan diatasi. Namun, para ilmuwan optimis bahwa proyek ini akan berhasil. Mereka mengajak para ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk terlibat dan memberikan masukan.