Singkap Asal-usul Kue Bulan, Kudapan Manis yang Membebaskan Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Selasa, 17 September 2024 | 13:00 WIB
Selama Festival Pertengahan Musim Gugur (Mid-Autumn Festival), warga Tionghoa di seluruh dunia menyantap kue spesial. Mereka menikmati kue sambil mendoakan kemakmuran dan kebahagiaan keluarga. (Nataliya Vaitkevich/Pexels)

Nationalgeographic.co.id—Selama Festival Pertengahan Musim Gugur (Mid-Autumn Festival), warga Tionghoa di seluruh dunia menyantap kue spesial. Mereka menikmati kue sambil mendoakan kemakmuran dan kebahagiaan keluarga.

Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa kudapan Tiongkok bukanlah yang paling lezat di dunia. Orang-orang mungkin akan memilih kue cokelat nan lezat alih-alih pangsit kacang merah.

Namun, jangan lewatkan untuk menyantap tang yuan, zongzi, atau kue bulan jika ada kesempatan. Bukan sekadar kudapan manis, ada kisah menarik terkait asal-usul kue bulan dalam budaya Tionghoa.

Festival Pertengahan Musim Gugur atau Festival Bulan dirayakan oleh warga Tionghoa di seluruh dunia pada hari ke-15 bulan ke-8 kalender lunar. Selama perayaan, kue bulan disantap dalam jumlah yang sangat banyak.

Satu bulan menjelang perayaan, supermarket, toko kelontong, toko kue, dan bahkan hotel mewah mulai menjual kue bulan.

Keluarga berkumpul bersama untuk makan dan menyalakan lentera. Mereka duduk sambil memandang bulan dan menyantap yue bing atau kue bulan. Festival ini dirayakan dengan melambungkan harapan akan kebahagiaan dan kemakmuran.

Kue seukuran telapak tangan ini ini biasanya dibuat dengan lapisan kue tipis yang membungkus isian padat. Isiannya bisa berupa kacang merah manis, melon, atau campuran kacang. “Tergantung di mana Anda membelinya di Asia,” tulis Michelle Tchea di laman Smithsonian Magazine.

Berakar di Tiongkok, kue bulan tidak hanya terbatas di daratan utama. Di Korea Selatan, kue bulan disebut songpyeon dan dinikmati saat perayaan Chuseok, festival pertengahan musim gugur.

Demikian pula di Vietnam, banh trung thu dinikmati pada Tet Trung Thu, dan di Jepang, dango yang lengket dan kenyal dikonsumsi pada Tsukimi. Tsukimi adalah festival musim gugur yang secara harfiah berarti "melihat bulan".

“Meskipun nama kue bulan berbeda-beda di seluruh Asia, nilainya bersifat universial,” kata Yuki Kugota, koki di restoran Megu di Gstaad, Swiss.

“Festival ini menjadi kesempatan bagi keluarga untuk berkumpul bersama, mengagumi bulan, dan menikmati kue bulan,” katanya. “Bulan berada pada titik terpenuhnya. Dan orang-orang dapat berdoa kepada dewa bulan untuk panen musim gugur yang baik.”

Baca Juga: Alih-alih Satukan Tiongkok, Cao Cao Malah Kalah Sebelum Bertempur