Industri Sawit Masih Picu Deforestasi, Lahan Gambut Tak Luput Jadi Sasaran

By Ade S, Jumat, 11 Oktober 2024 | 08:03 WIB
Industri sawit terus mengancam hutan Indonesia, terutama lahan gambut. Temukan fakta terbaru tentang dampaknya pada lingkungan dan iklim. (National Geographic Indonesia/Donny Fernando)

Selain itu, kualitas udara di sekitar kawasan perkebunan kelapa sawit juga cenderung memburuk akibat polusi udara.

Belakangan Indonesia diketahui telah berhasil mencapai kemajuan signifikan dalam upaya mengurangi laju deforestasi terkait industri minyak sawit dalam satu dekade terakhir.

Data menunjukkan bahwa rata-rata deforestasi untuk produksi minyak sawit industri pada periode 2018-2022 hanya sebesar 32.406 hektar per tahun. Angka tersebut jauh di bawah puncaknya pada periode 2008-2012, yang selalu berada di atas angka 100 ribu hektar setiap tahunnya.

Prestasi ini terbilang mengagumkan, mengingat produksi minyak sawit Indonesia terus meningkat selama periode tersebut. Meskipun penurunan harga minyak sawit sempat berkontribusi pada melambatnya laju deforestasi, namun lonjakan harga belakangan ini tidak memicu peningkatan deforestasi secara signifikan.

Namun demikian, data tahun 2022 menunjukkan sedikit peningkatan sebesar 18% dalam deforestasi terkait minyak sawit industri, meski tetap berada di bawah rata-rata tahun-tahun sebelumnya (2001-2021).

Meskipun demikian, tantangan masih tetap ada. Sekitar 2,4 juta hektar hutan utuh masih berada di dalam konsesi minyak sawit di Indonesia. Luas lahan hutan yang cukup besar ini menyimpan potensi risiko jika tidak dikelola dengan baik, mengingat permintaan global terhadap produk minyak sawit yang terus meningkat.

Oleh karena itu, tantangan utama ke depan adalah bagaimana memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang tanpa mengorbankan kelestarian hutan dan lingkungan.

Upaya deforestasi yang belum maksimal

Meskipun secara keseluruhan Indonesia telah berhasil mengurangi laju deforestasi untuk produksi minyak sawit, namun distribusi deforestasi di berbagai wilayah masih sangat tidak merata.

Fokus deforestasi dalam beberapa tahun terakhir cenderung terpusat di pulau Kalimantan, khususnya di empat provinsi kaya hutan yang menyumbang 72% dari total deforestasi untuk minyak sawit di Indonesia pada periode 2018-2022.

Sementara itu, pulau Sumatera yang selama ini dikenal sebagai pusat produksi minyak sawit juga mengalami peningkatan signifikan dalam laju deforestasi pada tahun 2022, meningkat hingga 3,7 kali lipat dibandingkan tahun 2020. Kenaikan yang tajam ini terutama terjadi di sejumlah konsesi di Sumatera Utara.

Baca Juga: Mungkinkah Konsep Minyak Sawit Berkelanjutan Benar-benar Bisa Terwujud?