Industri Sawit Masih Picu Deforestasi, Lahan Gambut Tak Luput Jadi Sasaran

By Ade S, Jumat, 11 Oktober 2024 | 08:03 WIB
Industri sawit terus mengancam hutan Indonesia, terutama lahan gambut. Temukan fakta terbaru tentang dampaknya pada lingkungan dan iklim. (National Geographic Indonesia/Donny Fernando)

Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan Kalimantan, kontribusi Sumatera dan Papua (sebagai wilayah baru pengembangan minyak sawit) terhadap total deforestasi nasional pada periode 2018-2022 hanya sebesar 22%.

Sektor minyak sawit Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pelestarian lingkungan dengan mengadopsi kebijakan nol deforestasi (ZDC) secara luas. Lebih dari 85% ekspor minyak sawit yang diperdagangkan saat ini berasal dari perusahaan yang telah secara resmi menyatakan komitmen mereka terhadap ZDC.

Transparansi menjadi kunci dalam mewujudkan komitmen ini. Perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi ZDC secara terbuka membagikan informasi mengenai asal-usul minyak sawit yang mereka produksi.

Pada tahun 2021-2022, sebanyak 91% ekspor minyak sawit olahan yang diamati dapat ditelusuri kembali ke kilang-kilang yang secara publik melaporkan sumber minyak sawit mentah mereka. Dengan memanfaatkan data ini dan mengintegrasikannya ke dalam model rantai pasok Trase, tim SEI dapat melakukan analisis yang lebih mendalam untuk membandingkan kinerja lingkungan antara perusahaan yang telah mengadopsi ZDC dengan mereka yang belum.

Trase sendiri merupakan sebuah inisiatif nirlaba yang didirikan pada tahun 2015 oleh Stockholm Environment Institute dan Global Canopy, bertujuan untuk membawa transparansi ke dalam isu deforestasi dan perdagangan komoditas pertanian.

Hasil analisis SEI menunjukkan bahwa tingkat deforestasi yang terkait dengan setiap ton minyak sawit yang diekspor tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang telah mengadopsi komitmen nol deforestasi (ZDC) dengan perusahaan yang belum.

Rata-rata, setiap 1.000 ton minyak sawit yang diekspor oleh perusahaan dengan ZDC dikaitkan dengan deforestasi seluas 0,27 hektar, sedangkan untuk perusahaan tanpa ZDC angka ini adalah 0,23 hektar.

Temuan ini mengindikasikan bahwa upaya penurunan deforestasi telah berhasil diterapkan secara lebih luas di seluruh sektor minyak sawit Indonesia, bukan hanya pada perusahaan yang telah berkomitmen terhadap ZDC.

Hal ini terlihat jelas jika kita membandingkannya dengan tingkat deforestasi pada tahun 2012, di mana setiap 1.000 ton minyak sawit yang diekspor rata-rata dikaitkan dengan deforestasi seluas 8,7 hektar.

Kebutuhan domestik Indonesia yang meningkat

Selama periode 2013 hingga 2022, pasar ekspor minyak sawit Indonesia didominasi oleh tiga negara utama, yakni India, China, dan Uni Eropa. Ketiga negara ini secara kolektif menguasai sekitar 47% dari total ekspor minyak sawit Indonesia dalam periode tersebut.

Baca Juga: Ketika Hutan Sumatra Menjelma Perkebunan, Bagaimana Nasib Jaring Makanan?