Nationalgeographic.co.id—Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Climate and Atmospheric Science telah mengungkap kekhawatiran yang semakin meningkat mengenai intensifikasi siklon tropis di kawasan Asia Tenggara.
Para peneliti menemukan bahwa perubahan iklim secara signifikan memengaruhi pola pembentukan dan pergerakan siklon, membuatnya lebih sering terbentuk di dekat garis pantai wilayah tersebut. Tidak hanya itu, siklon-siklon ini juga mengalami peningkatan kekuatan dengan lebih cepat dan memiliki durasi yang lebih lama.
Analisis data menunjukkan bahwa perubahan iklim menyebabkan jalur siklon bergeser ke arah utara, mendekati pusat-pusat populasi yang padat seperti Bangkok, Hai Phong, dan Yangon.
Pergeseran jalur ini, dikombinasikan dengan peningkatan intensitas siklon, mengakibatkan dampak yang jauh lebih merusak di daerah pesisir. Kota-kota dan desa-desa yang sebelumnya mungkin jarang terdampak oleh siklon kini harus menghadapi ancaman yang semakin nyata.
Konsekuensi dari perubahan ini sangatlah serius. Siklon tropis yang lebih kuat dan lebih sering terjadi dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur yang parah, banjir pesisir yang meluas, dan gelombang badai yang menghancurkan.
Selain itu, hujan lebat yang ekstrem yang sering menyertai siklon juga dapat memicu tanah longsor, seperti yang terjadi di Wayanad, Kerala, India pada 31 Juli lalu. Tragedi ini menewaskan 360 orang dan menyebabkan kerusakan properti dalam skala besar.
Peristiwa tanah longsor di Wayanad merupakan salah satu contoh nyata bagaimana perubahan iklim dapat memicu bencana alam yang dahsyat. Hujan deras yang berkepanjangan, yang merupakan salah satu manifestasi dari perubahan iklim, melemahkan tanah dan memicu terjadinya longsor saat hujan turun dengan intensitas tinggi.
"Bahan bakar" siklon tropis
Siklon tropis, yang sering kita kenal sebagai taifun, merupakan fenomena alam yang terbentuk di atas perairan laut tropis yang hangat. Dengan menyerap energi panas dan kelembapan yang melimpah dari lautan, badai-badai ini tumbuh semakin kuat, membawa serta angin kencang, hujan deras, dan gelombang pasang yang merusak.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa perubahan iklim, yang ditandai dengan peningkatan suhu permukaan laut secara global, akan semakin memperparah intensitas siklon tropis di kawasan Asia Tenggara.
Wilayah-wilayah seperti Pasifik Barat Laut, Laut Cina Selatan, dan bagian utara Teluk Benggala diperkirakan akan mengalami peningkatan frekuensi dan kekuatan badai yang signifikan.
Baca Juga: Tempat Selancar di Indonesia Jadi Andalan guna Melawan Perubahan iklim