Indonesia Siap Tingkatkan Kehidupan Pekerja Sektor Informal Limbah

By Ade S, Sabtu, 12 Oktober 2024 | 12:03 WIB
Cipto, pekerja sektor sampah informal dari Jakarta, Indonesia. (The Circulate Initiative)

Sementara itu, Paul Lalli, Wakil Presiden Senior, Hak Asasi Manusia Global, Hubungan Kerja dan Karyawan di The Coca-Cola Company menegaskan bahwa kontribusi sektor pengumpulan sampah informal sangat penting untuk mendorong ekonomi sirkular dan membantu memastikan pasokan plastik daur ulang berkualitas tinggi yang konsisten di Indonesia.

"Menghormati hak asasi manusia dari mereka yang bekerja di sektor ini sama pentingnya. Kami bangga mendukung Responsible Sourcing Initiative The Circulate Initiative dan berharap dapat bekerja sama dengan mitra lokal seperti Mahija Foundation dan PT Amandina Bumi Nusantara pada proyek-proyek yang membantu memperdalam pemahaman industri tentang rantai pasokan yang bertanggung jawab,” papar Paul.

Di sisi lain, Suharji Gasali, Direktur Utama Amandina Bumi Nusantara mengakui bahwa perusahaannya sangat bergantung pada keterampilan dan kontribusi pekerja sektor informal sampah, yang memasok sampah plastik berkualitas tinggi untuk didaur ulang.

"Kami senang menjadi bagian dari inisiatif ini, untuk menerapkan praktik dalam rantai pasokan kami sendiri yang meningkatkan kondisi mereka dan dapat berfungsi sebagai model untuk rantai pasokan lainnya di Indonesia dan negara lain," ujar Suharji.

Ardhina Zaiza, Ketua Yayasan Mahija menyatakan dirinya berharap dapat melanjutkan kolaborasi dan kemitraan yang erat dengan orang-orang yang tinggal di komunitas pengumpul sampah untuk mengeksplorasi peluang baru untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

"Inisiatif ini adalah kesempatan bagi kami untuk menyelaraskan upaya kami dalam mendukung mata pencaharian para pengumpul, karyawan, dan keluarga mereka,” ungkao Ardhina.

Peluncuran ini merupakan kelanjutan dari publikasi terbaru The Circulate Initiative, yaitu "Harmonized Responsible Sourcing Framework for Recycled Plastics".

Kerangka kerja global ini merupakan yang pertama menyediakan seperangkat indikator yang jelas dan dapat diukur untuk perusahaan yang ingin menerapkan praktik rantai pasokan plastik daur ulang yang bertanggung jawab.

Hasil proyek di Indonesia akan menjadi tolok ukur untuk mengevaluasi efektivitas kerangka kerja ini, dan temuannya akan dibagikan ke negara-negara lain.

Baca Juga: Keajaiban Oncom: Makanan Fermentasi Daur Ulang yang Jadi Solusi Keberlanjutan