Indonesia Siap Tingkatkan Kehidupan Pekerja Sektor Informal Limbah

By Ade S, Sabtu, 12 Oktober 2024 | 12:03 WIB
Cipto, pekerja sektor sampah informal dari Jakarta, Indonesia. (The Circulate Initiative)

Nationalgeographic.co.id—The Circulate Initiative, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada permasalahan sampah plastik laut di negara berkembang, mengumumkan bahwa Indonesia akan menjadi negara kedua yang menerapkan Responsible Sourcing Initiative.

Program global ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi pekerja dalam rantai pasokan daur ulang plastik, khususnya mereka yang bekerja di sektor informal.

Setelah berhasil diluncurkan di Vietnam, Indonesia akan menjadi fokus utama berikutnya, diikuti oleh India dan Kenya. Target ambisius program ini adalah meningkatkan kehidupan sekitar 50.000 pekerja informal pada tahun 2026 di beberapa negara.

Selain itu, program ini juga akan mengajak lebih dari 50 perusahaan besar untuk berkomitmen menerapkan praktik pengadaan yang bertanggung jawab.

Di Indonesia, para pemulung memainkan peran penting dalam mengelola sampah plastik, mengumpulkan sekitar satu juta ton sampah setiap tahun.

Pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi sampah sebesar 30% dan sampah plastik laut sebesar 70% pada tahun 2025. Untuk mencapai target ini, kontribusi dari sektor informal sangatlah penting.

The Coca-Cola Company dan Coca-Cola Europacific Partners bekerja sama dengan Mahija Foundation untuk mendukung implementasi praktik pengadaan yang bertanggung jawab di Indonesia. Mereka akan berfokus pada peningkatan kehidupan para pemulung yang bekerja dengan mitra daur ulang mereka, PT Amandina Bumi Nusantara.

Pengumuman tersebut dilakukan ketika perwakilan dari daur ulang dan agregator lokal, asosiasi pekerja sampah, pemerintah, dan perusahaan global berkumpul di Jakarta pada 3-4 Oktober.

Tujuannya untuk memperdalam pemahaman tentang rantai pasokan yang bertanggung jawab dan kebutuhan serta perspektif pekerja sektor informal sampah di Indonesia, yang dikenal secara lokal sebagai pemulung.

Annerieke Douma, Direktur Program, The Circulate Initiative menilai bahwa upaya untuk menciptakan pendekatan perubahan sistem untuk memastikan rantai pasokan yang bertanggung jawab membutuhkan kolaborasi dan komitmen semua pemangku kepentingan di sepanjang rantai nilai daur ulang plastik.

"Di Indonesia, pemulung sangat penting untuk membantu menyelesaikan krisis polusi plastik dan kami berharap dapat bekerja sama dengan mereka untuk mengatasi tantangan dan memastikan hak-hak mereka dihormati," tutur Annerieke.

Baca Juga: Oncom Jadi Inspirasi untuk Menyelamatkan Limbah Makanan Dunia