Perubahan Cuaca yang Tidak Biasa Sebabkan Sebagian Sahara Menghijau

By Sysilia Tanhati, Senin, 14 Oktober 2024 | 14:00 WIB
(Ilustrasi) Bagian-bagian Gurun Sahara berubah menjadi hijau. Hal ini disebabkan oleh perubahan cuaca yang tidak biasa. (Manu25/CC BY-SA 2.5)

Curah hujan tertentu setiap musim panas adalah hal yang normal karena musim Monsun Afrika Barat. “Namun tidak biasa bagi Zona Konvergensi Intertropis (sabuk hujan tropis) untuk mencapai sejauh utara Sahara,” kata De Menocal.

Pergeseran jalur badai ke utara membantu sistem yang sedang berkembang membuang curah hujan selama setahun di beberapa area hanya dalam hitungan hari. Sistem tersebut terbentuk di atas Samudra Atlantik dan meluas jauh ke selatan.

Kemudian sistem itu menarik uap air dari Afrika khatulistiwa ke Sahara utara. Sejak pertengahan Juli, Zona Konvergensi Intertropis telah mengirimkan badai ke Sahara selatan.

Sebagian besar hujan deras turun di daerah yang jarang penduduknya. Namun hujan juga menelan korban.

Lebih dari 1.000 orang telah meninggal karena banjir di beberapa bagian Afrika Barat dan Tengah, termasuk Chad, Nigeria, Mali, dan Niger. Sekitar 4 juta orang di 14 negara Afrika telah terkena dampak banjir.

Suhu laut yang mencapai rekor tinggi di Samudra Atlantik utara berkontribusi terhadap pergeseran sabuk hujan. Pada akhirnya, membawa hujan lebat yang khas di wilayah khatulistiwa lebih jauh ke utara.

Transisi dari El Nino ke La Nina kemungkinan memengaruhi seberapa jauh Zona Konvergensi Intertropis bergerak ke utara.

Perubahan iklim dapat menyebabkan sabuk hujan bergeser lebih jauh ke utara di masa mendatang. Tapi apa yang terjadi jika suhu laut di belahan dunia lain mendekati suhu Atlantik? Bila itu terjadi, sabuk hujan kemungkinan akan bergeser kembali ke bawah, bahkan di selatan khatulistiwa.

“Beberapa dekade dari sekarang, saat lautan yang lebih besar menghangat secara lebih merata. Kami memperkirakan sabuk hujan akan benar-benar kembali ke posisi semula dan bahkan dapat bergeser ke belahan bumi lainnya,” tambah De Menocal.

Pergeseran Zona Konvergensi Intertropis ke utara di seluruh Afrika Barat kemungkinan berkontribusi terhadap berkurangnya aktivitas tropis di Cekungan Atlantik.

Gangguan yang bergerak melintasi wilayah ini kemudian memasuki Atlantik melalui perairan yang relatif lebih dingin. Dengan paparan udara kering yang lebih besar dari garis lintang tengah, kemungkinan terjadinya badai menjadi terhalang.

Perubahan dan bencana