Tragedi Oedipus: Konsep Takdir dan Kehendak Bebas dalam Mitologi Yunani

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 22 Oktober 2024 | 18:00 WIB
Kisah Oedipus adalah gambaran mendalam tentang pergulatan antara takdir dan kehendak bebas. (wikipedia)

Sementara Oedipus dan Jocasta terus berkuasa, rahasia masa lalu mereka mulai terungkap, yang menyebabkan serangkaian penemuan yang mengerikan.

Thebes dilanda wabah mengerikan yang menyebabkan banyak penderitaan dan kematian. Oedipus, sebagai raja, merasa ia harus menyelamatkan rakyatnya dan memulihkan ketertiban. 

Jadi, ia meminta saudara iparnya, Creon, untuk bertanya kepada Oracle dari Delphi apa yang harus dilakukan. Oracle mengatakan bahwa wabah itu adalah hukuman ilahi atas pembunuhan raja tua, Laius, yang belum terpecahkan.

Misi Oedipus untuk menemukan kebenaran berarti ia terus mencari jawaban tanpa henti. Ia bertanya kepada banyak warga, berbicara kepada para nabi, dan bahkan memanggil peramal buta Tiresias, yang pada awalnya tidak ingin mengatakan kebenaran yang pahit.

Dorongan Oedipus untuk mencari tahu apa yang menyebabkan wabah itu seperti detektif yang menangani kasus rumit, mengumpulkan petunjuk untuk menemukan mata rantai yang tersembunyi.

Saat ia mencari lebih jauh, Oedipus mulai menemukan petunjuk tentang masa lalunya sendiri yang membuatnya semakin gelisah. Saat Oedipus mencari jawaban tentang pembunuhan Raja Laius, ia menyusun kembali bagian-bagian dari masa lalunya sendiri.

Titik baliknya terjadi ketika seorang utusan dari Korintus tiba, membawa berita kematian Raja Polybus dan mengatakan bahwa Oedipus bukanlah putra kandung Polybus dan Merope dan ia telah menjalani hidup seperti ramalan yang dihindarinya.

Takdir dan Kehedak Bebas

Orang Yunani sangat fatalistik dan percaya bahwa kehidupan manusia berada di bawah kendali takdir. Takdir begitu kuat sehingga terkadang para dewa pun tidak berdaya melawannya.

Meskipun para dewa menyadari takdir mereka, mereka tidak bisa mengubahnya. Jadi, bagi orang Yunani, takdir adalah situasi yang tak terkendali dan supranatural.

Udoy Rahman dalam The Idea of Fate vs Free Will in Oedipus Rex mengungkap bahwa dalam Oedipus Rex, karya penulis Yunani Sophocles, peramal buta Tiresias jelas mengakui bahwa tidak mungkin mengatasi takdir, dan berkata, "apa yang akan terjadi, akan terjadi." 

Baca Juga: Memperkirakan Populasi di Tiga Periode Peradaban Yunani Kuno