6 Konsep Cinta dalam Mitologi Yunani: Philia Hingga Philautia

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 19 Oktober 2024 | 15:00 WIB
Ilustrasi konsep cinta dalam mitologi Yunani. Konsep tersebut mulai dari Philia atau persahabatan yang mendalam hingga Philautia atau mencintai diri sendiri. (AI for National Geographic Indonesia)

Saat ini, ada bukti yang berkembang bahwa agape mengalami penurunan yang membahayakan di banyak negara.

Tingkat empati di AS telah menurun tajam selama empat puluh tahun terakhir dengan penurunan tertajam terjadi dalam dekade terakhir.

Saya percaya bahwa kita sangat perlu menghidupkan kembali kapasitas kita untuk peduli terhadap orang asing.

4. Pragma, atau kasih yang bertahan lama

Konsep cinta orang Yunani kuno berikutnya adalah Pragma, yaitu cinta kasih yang matang. Ini adalah pemahaman mendalam yang berkembang di antara pasangan yang telah lama menikah.

Pragma adalah tentang membuat kompromi untuk membantu hubungan berjalan seiring waktu dan menunjukkan kesabaran dan toleransi.

Psikoanalis Erich Fromm mengatakan bahwa kita menghabiskan terlalu banyak energi untuk 'jatuh cinta' dan perlu belajar lebih banyak tentang cara 'berdiri dalam cinta'.

Pragma justru tentang berdiri dalam cinta, berusaha memberi cinta daripada sekadar menerimanya.

Dengan sekitar sepertiga pernikahan pertama di AS berakhir dengan perceraian atau perpisahan dalam sepuluh tahun pertama. Orang Yunani kuno pasti berpikir kita harus membawa dosis pragma yang serius ke dalam hubungan kita.

5. Ludus, atau cinta yang menyenangkan

Ludus adalah gagasan orang Yunani kuno tentang cinta yang menyenangkan, yang merujuk pada kasih sayang antara anak-anak atau kekasih muda. Kita semua pernah merasakannya dalam rayuan dan godaan di tahap awal hubungan.

Namun, kita juga menjalani Ludus saat kita duduk-duduk di bar, sambil bercanda dan tertawa dengan teman-teman atau saat kita pergi berdansa.