Reputasi Celtic Sebagai Tentara Bayaran di Mesir Kuno

By Galih Pranata, Senin, 21 Oktober 2024 | 19:00 WIB
Tentara Galia diambil dari tentara bayaran Suku Celtic di bawah kepemimpinan Ptolomeus dalam upaya menaklukkan Mesir Kuno. (The Seleucid Army/Nick Sekunda & Angus McBride)

Sejak abad keempat SM dan seterusnya—dan terutama setelah fragmentasi kekaisaran Alexander Agung menjadi negara-negara Helenistik yang bersaing—tentara bayaran Celtic menjadi sangat populer dari Sisilia hingga Asia Kecil. Beberapa dari mereka akhirnya menerima bayaran dari firaun Mesir.

Bangsa Celtic yang sering terlibat dalam pertempuran dan penyerbuan di Mediterania. (Angus McBride/Realm of History)

Selain bertempur untuk berbagai kerajaan Yunani, prajurit Celtic juga bertempur untuk Kartago. Mereka memang merupakan bagian penting dari pasukan Hannibal ketika ia menyerbu Italia dalam Perang Punisia Kedua.

Tentara bayaran Celtic juga merupakan benteng pertahanan Dinasti Ptolemeus yang bertahta di Mesir Kuno pada abad ketiga SM, dan termasuk dalam susunan pasukan Mesir Kuno di zamannya.

Ptolemeus II Philadelphus menyewa 4000 tentara bayaran Celtic yang direkrut dari Balkan dengan bantuan Anigonid dari Makedonia. Mereka memainkan peran penting dalam mengalahkan tantangan dari saudara tiri yang mencoba merebut takhta Ptolemeus.

Akan tetapi, tentara bayaran bangsa Celtic kemudian mengajukan tawaran mereka sendiri untuk melengserkan Ptolemeus dan merebut Mesir untuk mendirikan kekuasaan mereka sendiri.

Namun, mereka gagal, dan Ptolemeus menghancurkan pemberontakan mereka. Ia kemudian membuang bangsa Celtic yang masih hidup ke sebuah pulau kecil di Sungai Nil, untuk dibiarkannya mati kelaparan.

Meski demikian, bangsa Ptolemeus terus mempekerjakan tentara bayaran bangsa Celtic—kurangnya akar lokal mereka membuat mereka sangat berguna dalam meredakan pemberontakan penduduk asli Mesir Kuno yang sering terjadi.

Mereka tetap melayani Ptolemeus sampai akhir, dan penguasa terakhir dinasti tersebut, Cleopatra, diketahui telah mempekerjakan tentara bayaran bangsa Celtic untuk kedua kalinya.

Banyak prajurit Celtic kemudian menemukan rumah baru mereka di Mesir, menikahi wanita lokal, dan tinggal di negeri Firaun selama sisa hidup mereka.

Menurut sejarawan Yunani Polybios, perkawinan campur antara prajurit Celtic dan gadis-gadis asli Mesir dan Yunani sangat umum terjadi. Anak-anak dari pernikahan Celtic-Mesir dikenal dengan istilah slang e pigovoi.

Masih banyak misteri di balik hubungan bangsa Celtic-Mesir. Di Mesir, para arkeolog telah menemukan banyak patung bangsa Celtic yang disajikan dalam gaya Ptolemeus. Karena kurangnya sumber daya, bidang penelitian ini sebagian besar belum dieksplorasi.

Hanya ekspedisi penggalian di masa mendatang yang dapat menemukan jawaban atas pertanyaan seputar sejarah lengkap hubungan bangsa Celtic dengan Mesir Kuno.