Bagaimana Raja Ashoka 'Tiba'-tiba' Jadi Cinta Damai Justru karena Perang?

By Galih Pranata, Rabu, 23 Oktober 2024 | 14:00 WIB
Relief yang menggambarkan kunjungan Ashoka ke stupa Ramagrama. Setelah perang yang mengerikan, traumatiknya menjadikannya seorang raja bijaksana. (Wikimedia Commons)

Dalam dekritnya yang ke-11, Raja Ashoka menyatakan bahwa kebaikan mencakup kewajiban mengasihi dan menghargai kepada mereka yang secara sosial berada di bawah kita, dan kepada mereka yang setara dengan kita.

Inti dari dekrit tersebut, katanya, kita berutang 'rasa hormat kepada budak dan pelayan, dan kemurahan hati kepada teman dan kenalan.'

Akan tetapi, ia bukanlah seorang penguasa yang hanya peduli dengan etika spiritual dan filantropis.

Dengan mengelola kekaisaran secara efisien melalui pemerintahan terpusat dari ibu kota Maurya di Pataliputra, ia menunjukkan bagaimana infrastruktur dan tata kelola publik juga dapat menjadi masalah etika.

Pekerjaan umum Ashoka meliputi pembangunan jalan raya yang menghubungkan pusat-pusat perdagangan utama, penanaman pohon di sepanjang jalan tersebut untuk memberikan keteduhan, pembangunan kebun mangga, apotek botani, rumah peristirahatan, dan bahkan rumah sakit untuk manusia dan hewan.

Untuk memastikan bahwa inisiatif-inisiatif ini terlaksana, Ashoka melakukan inspeksi rutin dan mengharapkan para birokratnya melakukan hal yang sama. Trauma akibat perang juga mendorongnya sebagai pendukung konservasi hutan dan satwa liar.

Di India kuno, hewan liar dianggap sebagai milik kaisar. Ashoka melarang pesta perburuan dan pengorbanan hewan yang pada masa silam masih dianggap sebagai norma. Hutan dan cagar alam didirikan, dan kekejaman terhadap hewan peliharaan dilarang.

Kemudian, ia melangkah lebih jauh. Dalam tindakan yang tak tertandingi bahkan oleh negara-negara modern yang paling progresif, Ashoka mendirikan rumah sakit hewan dan apotek gratis.

Fa Hien, pengembara Tiongkok yang datang ke India pada masa pemerintahan Chandragupta II, telah menulis tentang rumah sakit hewan di Pataliputra, yang mungkin merupakan rumah sakit hewan pertama di dunia.

Bahkan hingga kini, warisannya berupa tanggung jawab kenegaraan, toleransi, dan kebaikan tetap terukir di bebatuan India yang menjadi cerita silang generasi tentang kebijaksanaan seorang raja bernama Ashoka.

Oleh karena itu, spirit kemerdekaan India telah mengadopsi lambang Ashoka—Ashok Chakra—untuk bendera barunya. Dunia modern pun sepatutnya selalu mengingat visi Raja Maurya ini tentang masyarakat yang manusiawi.